Ekonom senior yang juga mantan Menteri Kemaritiman Rizal Ramli (tengah) bersama Kelompok Tani Sahabat melakukan panen raya di Kampung Penggalang, Ciruas, Serang, Banten, Selasa (13/2). Rizal Ramli bersama petani setempat mendesak pemerintah agar menghentikan impor beras agar tidak menjatuhkan harga gabah dalam negeri karena masa panen raya sudah mulai. Jika irigasi persawahan dapat ditata dengan baik, maka Indonesia bisa memanen padi sebanyak tiga kali dalam setahun. Karena memiliki sinar matahari dan sumber air yang berlimpah. AKTUAL/HO

Jakarta, Aktual.com – Ekonom Senior dan mantan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli kembali menegaskan dirinya siap maju dalam pertarungan sebagai calon presiden (capres) di 2019.

Penegasan Rizal Ramli ini disampaikan kepada para wartawan di kediamannya, Senin (5/2).

“Saya siap untuk memimpin Indonesia agar lebih baik, lebih adil dan lebih makmur,” tegas Mantan Menko Ekuin era Presiden Gusdur ini.

Walaupun kesiapannya sebagai capres belum pada tahap komunikasi ke partai politik, Rizal lebih banyak memaparkan ide besarnya sebagai capres. Sebagai aktivis pergerakan 70-an, kiprah Rizal Ramli memang telah dikenal sejak 40 tahun lalu di luar sistem pemerintahan.

“Waktu saya mahasiswa kami ditangkap oleh pemerintahan otoriter, di penjara militer enam bulan, di penjara Sukamiskin satu tahun. Karena kami ingin mengubah Indonesia jadi negara yang demokratis,” kata dia.

Ketika Reformasi, Rizal masuk dalam pemerintahan di era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri (Menkoekuin) 200-2001. Hingga terakhir sebagai Menteri Koordinator Kemaritiman era Presiden Joko Widodo pada 2015-2016.

Rizal mengungkapkan selama di dalam sistem pemerintahan di era Gus Dur, ia telah melakukan beberapa terobosan penting baik dalam bidang politik dan ekonomi. Di pemerintahan Gus Dus yang hanya 21 bulan, ia mengklaim berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari tiga persen ke 4,5 persen dalam waktu 21 bulan.

“Kami satu-satunya pemerintahan di era Gus Dus yang berhasil mengurangi hutang adalah pemerintahan Gus Dur minus 4,5 miliar dolar. Kami naikkan ekspor dua kali dalam 21 bulan, kami naikkan gaji PNS dua kali dalam 21 bulan total 125 persen. Kami tekan gini indeks terendah dalam sejarah Indonesia modern hanya 0,31. Kami jaga harga pangan stabil tanpa impor,” papar Rizal dalam keterangan persnya.

Menurutnya itulah contoh ketika ia diberi kepercayaan luar biasa untuk mengubah Indonesian, yang sayangnya hanya 21 bulan. Di pemerintahan Joko Widodo ia menyayangkan kebijakan presiden yang bagus untuk rakyat Indonesia banyak diintervensi oleh kekuatan kekuatan besar dari dalam dan luar negeri.

Akibatnya kebijakan yang menurut dia sejatinya sangat bagus untuk Indonesia justru dibatalkan. “Itulah alasan kenapa Rizal Ramli siap memimpin Indonesia untuk tahun 2019-2024,” ujarnya.