Sejumlah petugas beraktivitas di salah satu Pusat Logistik Berikat (PLB) di Indonesia di Kawasan Industri Krida Bahari, Cakung, Jakarta Utara, Kamis (10/3). Keberadaan PLB ini merupakan realisasi dari Paket Kebijakan Ekonomi jilid II yang diharapkan dapat menurunkan biaya logistik nasional, mempercepat waktu bongkar muat (dwelling time) di pelabuhan serta mampu menarik investasi untuk pertumbuhan ekonomi nasional. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/foc/16.

Jakarta, Aktual.com – Setidaknya sudah sepuluh perusahaan menandatangani perjanjian kesepakatan dan kesepahaman (MoU) dengan pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api-Api (TAA), Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, untuk membangun sejumlah unit usaha di lokasi tersebut.

“KEK TAA menjadi magnet tersendiri bagi investor untuk menanamkan modalnya ke Sumsel sehingga sudah ada 12 perusahaan menyatakan minatnya dan 10 di antaranya sudah MoU,” ujar Direktur Utama PT Sriwijaya Mandiri Sumatera Selatan (SMS) selaku badan usaha pengelola KEK TAA IGB Surya Negara di Palembang, Minggu (1/4).

Ia mengatakan perusahaan yang telah meneken prakontrak tersebut yakni PT DEX Indonesia (kilang pengolahan minyak mentah) dengan kapasitas 100 ribu barel per hari (bph) dan tangki timbun minyak berkapasitas 12 juta barel, dan telah mengantongi izin lengkap untuk investasi di Kawasan Tanjung Carat.

Kemudian, PT Sriwijaya Tanjung Carat (STC), PT Indocoal International (pembangkit listrik), PT Hydro Cipta Energi (pengolahan air bersih), Bank Sumsel Babel (BSB), dan PT Indo-Rama Synthetics Tbk (petrokimia).

Begitu juga PT PLN, PT Bosowa, PT Alber Multi Kencana, dan PT Telkom Multi Karya. Sedangkan dua lagi yakni Pelindo II dan PT Pusri akan segera menyusul untuk melakukan penandatanganan pra kontrak.

“Nilai investasi total dari calon tenant tersebut sekitar Rp100 triliun lebih,” kata dia.

Ia menjelaskan, di KEK TAA nanti akan dibagi empat zona sesuai Peraturan Pemerintah (PP) No 51/2014 tentang KEK TAA yakni zona pengolahan ekspor, logistik, industri, dan energi.

“Pengolahan ekspor, misalnya untuk industri sawit dan karet. Bahkan KEK TAA juga akan didesain untuk menampung industri skala kecil (UMKM),” kata dia.

Sementara terkait pengembangan KEK TAA sendiri, Surya mengatakan, sejauh ini PT Sriwijaya Tanjung Carat (STC) selaku investor yang membangun kawasan telah memulai pengerjaan gerbang kawasan dan jalan.

“Target Juni tahun depan sudah ada gerbang kawasan, kantor pengelola dan kantor administrator serta infrastruktur temporary fasility, termasuk pembebasan minimal 217 hektare, sekarang baru 66,13 hektare,” kata dia.

Sementara itu, proyek Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api (TAA) terus mempercepat progres pembebasan lahan untuk mengejar target mulai dioperasikannya kantor administrasi pada Juli 2018.

Proyek Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api (TAA), Banyuasin, Sumatera Selatan, terus mempercepat progres pembebasan lahan untuk mengejar target mulai dioperasikannya kantor administrasi pada Juli 2018.

Untuk Tanjung Carat, proses reklamasi akan dimulai pada sekitar Juni-Juli tahun ini, dimana nantinya reklamasi lahan sendiri akan membentuk daratan seluas 2.202 hektare.

Kegiatan reklamasi hingga menjadi daratan di kawasan ini membutuhkan waktu sekitar 2,5 tahun atau ditargetkan selesai pada tahun 2020.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka