Jakarta, Aktual.com – Pemerintah diminta segera membenahi berbagai permasalahan untuk menahan laju penurunan investasi hulu migas di Indonesia antara lain melalui kebijakan perizinan yang ramah investasi serta insentif fiskal.
Demikian disampaikan oleh Direktur Eksekutif Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro dalam diskusi “Mendongkrak Daya Saing Global demi Kontribusi Maksimal Industri Migas Nasional” di Jakarta, Rabu (4/4).
“Nilai investasi sektor hulu migas terus menyusut dalam beberapa tahun ini yaitu dari 20,38 miliar dolar AS pada 2014, turun lebih dari 10 miliar dolar pada tahun lalu,” katanya.
Menurut Komaidi, anjloknya nilai investasi tersebut terkait dengan rendahnya persepsi investor atas iklim investasi hulu migas di Indonesia.
Hasil studi lembaga kajian internasional menunjukkan daya saing investasi hulu migas di Indonesia relatif tertinggal. Penyebabnya antara lain soal ketidakpastian perizinan dan minimnya insentif pajak.
“Bagi investor migas masalah ketidakpastian itu masuk sebagai faktor risiko. Makanya investasi hulu migas sulit masuk,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid