Israeli soldiers patrol next to smoke from a fire caused by a rocket attack in northern Israel, near the Lebanese border, August 20, 2015. Rockets that struck a northern Israeli village near the Lebanese border on Thursday, causing no casualties, were launched from the Syrian Golan Heights, the Israeli army said. REUTERS/JINIPIX TPX IMAGES OF THE DAY ISRAEL OUT. NO COMMERCIAL OR EDITORIAL SALES IN ISRAEL *** Local Caption *** Tentara Israel berpatroli di wilayah tertutup asap akibat serangan roket di utara Israel, dekat perbatasan Lebanon, Kamis (20/8). Roket yang diluncurkan dari wilayah Dataran TInggi Golan, Suriah dan mengenai desa bagian utara Israel dekat perbatasan Lebanon tidak menyebabkan korban jiwa, menurut keterangan tentara Israel. ANTARA FOTO/REUTERS/JINIPIX/djo/15

Washington, Aktual.com — Kepala intelijen Amerika Serikat mengatakan, keputusan telah dibuat soal masa depan pasukan Amerika di Suriah, yang tercabik perang, dan Gedung Putih akan segera mengumumkannya.

Seperti yang dilansir dari Reuters, Kamis (5/4), Direktur Intelijen Nasional Dan Coats mengatakan keputusan telah diambil dalam pertemuan Dewan Keamanan Nasional.

Terlebih, Presiden Donald Trump mengatakan bahwa ia ingin “keluar” dari Suriah tapi tidak memberikan kerangka waktu.

Pada saat yang sama, para penasehat Trump memperingatkan bahwa kerja keras masih harus dijalankan untuk mengalahkan ISIS serta untuk menstabilkan wilayah-wilayah yang telah direbut kembali dari kelompok garis keras itu.

Trump mengatakan dalam jumpa pers bahwa Amerika Serikat “tidak akan beristirahat sampai ISIS pergi”. Namun, ia memperkirakan bahwa kemenangan akan segera tercapai.

“Sudah saatnya,” kata Trump kepada para wartawan ketika ia ditanya apakah ia cenderung akan menarik pasukan Amerika.

Pentagon dan Departemen Luar Negeri telah mengatakan bahwa upaya AS dalam jangka lebih panjang akan diperlukan untuk memastikan bahwa ISIS akan dikalahkan.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara