Jakarta, Aktual.com – Kepala Departemen Hubungan Internasional Fisipol UGM Nur Rachmat Yuliantoro berpendapat bahwa sikap Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam rencana konferensi tingkat tinggi dengan Korea Utara masih sulit diperkirakan.
“Contohnya saat Putin memenangkan pilpres, para pembantu Trump mengingatkan agar tidak memberi selamat karena Putin merupakan diktator, juga mengintervensi Pemilu AS 2016. Tapi Trump tetap memberi selamat,” kata Rachmat saat dihubungi di Jakarta, Kamis (5/4).
Menurut Rachmat, sikap Presiden Trump yang “unpredictable” ini tidak hanya berlaku dalam politik atau kebijakan di dalam negerinya, namun juga berlaku pada politik luar negeri AS.
Terkait dengan rencana pertemuan kedua pemimpin negara pada akhir bulan Mei, Rachmat pun memberikan gambaran mengenai apa yang akan disampaikan Presiden Trump maupun Kim Jong-Un.
Melalui pertemuan tersebut, Kim akan menunjukan bahwa pembicaraan tersebut merupakan bagian dari itikad baik Korea Utara kepada AS dan dunia internasional.
“Meski demikian, Korea Utara juga tidak enggan untuk ditekan agar menghentikan program peluru kendali balistik dan senjata nuklirnya,” ucap Rachmat, mengutarakan.
Sementara Presiden Trump, katanya melanjutkan, intinya akan meminta Korea Utara untuk lebih “berhati-hati” dengan keputusan pengembangan nuklirnya karena akan berhadapan dengan ancaman serangan militer.
“Itu hanya perkiraan melihat dari kepentingan mereka di kawasan, tapi intinya ya tetap ‘unpredictable’,” ujar Rachmat, menegaskan.
Situasi di Semenanjung Korea mengalami perkembangan signifikan usai adanya rencana untuk pertemuan tingkat tinggi antar-kepala negara kedua Korea dan Korea Utara dengan Amerika Serikat, yang masing-masing akan berlangsung pada akhir bulan April dan akhir bulan Mei.
Situasi ini berkembang pascadilaksanakannya Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang Korea Selatan bulan Maret, dengan dikirimkannya sejumlah atlet dan delegasi dari Korea Utara ke Selatan, yang dibalas dengan kunjungan pejabat tinggi serta perwakilan budaya dari Selatan ke Utara.
Meski sempat terlibat saling adu ancaman dan melontarkan kalimat permusuhan pada tahun lalu, namun Presiden Trump menyambut baik rencana pertemuan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: