Petugas memeriksa instalasi pipa minyak yang terhubung dengan kapal pengangkut minyak MT Sanggau di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (3/3). Kapal tanker berkonsep ECO SHIP milik Pertamina seharga 31 juta dolar Amerika tersebut mampu mengangkut 315 ribu barel minyak mentah dan mulai beroperasi pada bulan ini. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww/16.

Jakarta, Aktual.com – Sebanyak 885 warga di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur terdampak kebocoran pipa penyalur minyak mentah milik PT Pertamina (Persero) di Kelurahan Nenang, Kamis (5/4).

“Korban terdampak kebocoran pipa penyalur minyak mentah itu bertambah,” kata Kepala Sub Bidang Logistik dan Perlengkapan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Nurlaila, ketika ditemui di Penajam, Minggu (8/4).

Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara hingga Minggu (8/4) mencatat sebanyak 885 jiwa dari 239 kepala keluarga di tiga RT Kelurahan Nenang tercemar limbah minyak berupa bau yang menyengat akibat kebocoran pipa penyalur minyak mentah itu.

Belasan warga di Kelurahan Nenang mengalami mual, pusing dan muntah-muntah, dua warga di antaranya dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Aji Putri Botung Kabupaten Penajam Paser Utara karena mengalami gangguan pernafasan.

Menurut Nurlaila, kebocoran pipa penyalur minyak mentah tersebut baru diketahui pada Sabtu (7/4) sore di wilayah RT 04 Kelurahan Nenang, Kecamatan Penajam.

Bau menyengat yang ditimbulkan dari kebocoran pipa penyalur minyak mentah itu telah menyebar ke wilayah RT 06, 07 dan RT 08 Kelurahan Nenang.

Sekretaris Kabupaten Penajam Paser Utara Tohar sempat merasa kesal dengan lambannya Pertamina melakukan penanganan terhadap kebocoran pipa penyalur minyak mentah di kawasan RT 04 Kelurahan Nenang tersebut.

Dia tidak menginginkan warga terlalu lama terkena dampak, serta pencemaran dari kebocoran pipa penyalur minyak mentah itu berdampak lebih luas.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby