Dua orang terlihat di lantai Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (31/7/2015). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari terakhir pekan ini ditutup berhasil tembus 4.800 didukung ramainya transaksi. IHSG melesat 90,04 poin atau 1,91% ke level 4.802,53. AKTUAL/TINO OKTAVIANO 

Makassar, Aktual.com – Marketing Official Indo Premier Securities Cabang Makassar Yenti Mangi, memperkirakan pagelaran sepak bola Piala Dunia di Rusia pada Juni-Juli 2018 akan menurunkan transaksi saham.

Yenti Mangi, mengatakan penurunan gairah melakukan transaksi menjelang pelaksanaan Piala Dunia itu juga disebabkan adanya dana pasar modal yang digunakan atau dialihkan untuk judi bola.

“Pelaksanaan Piala Dunia 2018 memang mempengaruhi niat pemilik modal untuk melakukan transaksi,” katanya di Makassar, Senin (9/4).

Ia mengatakan penurunan transaksi di pasar modal atau saham itu juga karena masyarakat lebih sibuk menonton pertandingan yang disiarkan televisi.

Akibatnya masyarakat tidak lagi memiliki kesempatan untuk melakukan transaksi, karena tenaga dan pikirannya telah terfokus ke pertandingan.

Meski mengalami penurunan, menurut dia, transaksi akan kembali meningkat ketika pagelaran Piala Dunia 2018 berakhir. “Jadi untuk investor sulit melakukan transaksi karena terfokus untuk pertandingan,” jelasnya.

Selain agenda Piala Dunia 2018, penurunan transaksi tahun ini juga akan terpengaruh dengan pelaksanaan Hari Haya Idul Fitri, sebab masyarakat akan fokus membelanjakan uangnya untuk kebutuhan selama bulan Ramadhan.

“Jadi untuk tahun ini, selain agenda sepak bola, perayaan lebaran juga akan membuat transaksi pasar modal mengalami penurunan khususnya investor lokal,” sebut dia.

Sementara itu, pihaknya dalam upaya mendorong peningkatan jumlah nasabah di wilayah tersebut sengaja menyiapkan pendampingan bagi masyarakat yang baru ingin memulai investasi saham agar saat menjadi nasabah sudah mengetahui apa yang mereka investasikan.

Nasabah yang baru mencoba investasi di pasar saham memang membutuhkan pengetahuan awal agar bisa mengetahui risiko dan keuntungan yang bisa didapatkan.

“Jadi kita ajak masyarakat untuk datang ke kantor dan memberikan berbagai informasi awal tentang investasi. Mungkin pernah dapat analisis-analisis atau remomendasi lain, berbayar atau bagaimana, dan kami itu mengajak nasabah untuk investasi,” sebutnya.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: