Banda Aceh, Aktual.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Blang Bintang, Aceh, mengingatkan nelayan agar mewaspadai peningkatan kecepatan angin akibat fenomena “Eddy” atau pusaran angin tertutup di perairan Aceh.

“Fenomena Eddy terjadi di laut, dampaknya peningkatan kecepatan angin. Kita khawatir, bisa berdampak negatif bagi nelayan,” ucap Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Blang Bintang, Zakaria Ahmad di Aceh Besar, Selasa (10/4).

Ia menjelaskan, analisa pihaknya, pusaran angin tertutup pekan ini dengan kemungkinan besar terjadi di Selat Malaka bagian Tengah, dan Utara di provinsi paling ujung Utara di Sumatera ini.

Lalu perairan Utara, Barat, Selatan dari Pulau Weh di Sabang, Samudra Hindia bagian Barat Aceh, perairan Barat, dan Selatan dari Simeulue.

Bagi pelabuhan penyeberangan di Aceh, lanjutnya, maka berpotensi terjadi gelombang tinggi tingkat menengah dengan batas maksimum mencapai dua meter.

“Ini mungkin dapat terjadi di pelabuhan penyeberangan, seperti di Ulee Lhee (Banda Aceh) – Balohan di Pulau Weh, Sabang,” katanya.

Seperti diketahui, Aceh memiliki wilayah perairan dengan luas kawasan laut mencapai 295 ribu kilometer per segi, dan hingga kini belum tergarap maksimal.

“Kalau kecepatan angin, saat terjadinya fenomena Eddy bisa mencapai 20 knots atau sekitar 36 kilometer per jam. Bila di darat, itu (angka) biasa. Cuma ini kan terjadi di laut,” jelas Zakaria.

Syahbandar Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo Banda Aceh, Kamil Malik, menyebut, mayoritas nelayan perikanan tangkap setempat melaut hingga Samudera Hindia.

“Rata-rata mereka di sini, melaut 10 hari. Dan kapal nelayan itu melaut ke Samudera Hindia,” katanya.

Data Syahbandar setempat tahun 2017 menyebut, terdapat 359 unit kapal perikanan dengan alat tangkap 261 kapal diantaranya menggunakan pukat cincin dan 98 pancing ulur.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: