Jakarta, Aktual.com – Real Estat Indonesia (REI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menargetkan pembangunan rumah subsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah di Yogyakarta mencapai 300 unit selama 2018.
“Pangsa pasarnya sangat besar,” kata Ketua DPD REI DIY Rama Adyaksa Pradipta di Yogyakarta, Sabtu (14/4).
Rama mengatakan peminat rumah subdisi cukup besar karena harga yang ditetapkan pemerintah cukup terjangkau Rp130 juta per unit, bahkan kekurangan pasokan rumah (backlog) di DIY mencapai 252.000 unit pada 2017.
Menurut Rama, harga tanah di Yogyakarta mengalami tren kenaikan sesuai mekanisme pasar, namun demikian proses perizinan yang difasilitasi pemerintah sudah cukup bagus. Dengan proses pengurusan perizinan yang bagus dan cepat, maka biaya untuk pembangunan rumah subsidi bisa lebih ditekan.
“Perizinan sudah cukup mendukung. Kalau ketersediaan tanah yang sangat kurang, karena harga sudah tinggi sesuai mekanisme pasar,” kata dia.
Target pembangunan 300 unit rumah subsidi, menurut dia, dibantu dengan Program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang dicanangkan pemerintah. Secara nasional, DPP REI menargetkan membangun 250.000 unit rumah subsidi dengan pertimbangan pemerintah memberikan dukungan regulasi yang dapat memudahkan para pengembang mempercepat pembangunan.
Ia mengatakan pada tahun ini pihaknya akan menyertifikasi seluruh pengembang untuk mempertahankan kualitas produksi properti.
Menurut Rama, dengan mendapatkan sertifikasi, maka pengembang akan mendapatkan pengakuan baik dari aspek manajemen konstruksi, pemasaran, hingga keuangan.
Selain rumah subsidi seharga Rp130 juta per unit, pada tahun ini REI DIY menggenjot penjualan rumah terjangkau dengan kisaran harga Rp300 juta karena dinilai memiliki pangsa pasar yang tidak kalah besar di provinsi ini. (ant)
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Eka