Jakarta, Aktual.com – Center For Budget Analysis menilai kinerja PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang saat ini dipegang oleh Sofyan Basir sangat memprihatinkan publik. Dimana Sofyan Basir sebagai Direktur Utama, kinerjanya sangat buruk karena PLN pada tahun 2017, mengalami kerugian yang cukup lumayan besar, sekitar Rp20.1 Triliun. Tetapi PLN masih beruntung, lantaran kerugian PLN bisa ditambal dari bantuan subsidi pemerintah.
“Selain kinerja yang buruk, ternyata dalam mengelola perseroan PLN Sofyan Basir tidak begitu cakap dalam seni manajemen keuangaan maupun dalam manajenen perusahaan PLN yang begitu besar. Hal ini dibuktikan ada dugaan potensi kerugian negara dalam tenggang waktu antara tahun 2015-2016,” ujar direktur CBA, Uchok Sky Khadafi dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu (22/4).
Lebih lanjut diungkapkan, pada 2015 CBA (Center For Budget Analysis) menemukan potensi kerugian negara sebesar Rp9 Triliun, dan USD.411.779 dengan sebanyak 69 kasus. Sedangkan pada tahun 2016, ditemukan potensi kerugian negara sebesar Rp8.8 triliun dan USD.191.4 juta dengan sebanyak 54 kasus.
“Jadi dihitung secara total, potensi kerugian negara antara tahun 2015 sampai tahun 2016, ditemukan potensi kerugian negara sebesar Rp17.9 Triliun, dan USD191.8 dengan sebanyak 123 kasus,” jelasnya.
Dengan ditemukan potensi kerugian negara tersebut, dirinya meminta kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk segera melakukan penyelidikkan atas beberapa kasus tersebut.
“KPK sebaiknya memanggil Direktur PLN (Perusahaan Listrik Negara) Sofyan Basir dalam waktu dekat ini,” jelasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka