Jakarta, Aktual.com – Sembilan pemuda Israel dinyatakan tewas pada Kamis malam (26/4), setelah mereka hanyut diterjang banjir bandang di Gurun Negev di Israel Selatan, kata polisi.
Seorang anak lelaki lagi dinyatakan hilang dan banyak personel polisi, petugas pemadam dan prajurit militer masih mencari dia pada Kamis malam.
Semua remaja tersebut termasuk di antara satu kelompok sebanyak 23 remaja lelaki dan perempuan dari pendidikan persiapan pra-militer, yang sedang mendaki di Wadi Tzafit ketika banjir mulai terjadi.
Harian yang berbahasa Yahudi, Ha’aretz, melaporkan kelompok itu melakukan pendakian di Wadi Tzafit kendati peringatan dikeluarkan oleh Dinas Pertamanan dan Suaka Alam, untuk memperingatkan banjir diperkirakan terjadi di daerah tersebut.
Sebanyak 15 pemuda diselamatkan, tanpa menderita luka serius, kata seorang juru bicara di Rumah Sakit Soroka di Beersheba.
Operasi pertolongan meliputi tiga helikopter militer Yasur, dua helikopter Blackhawk, satu Apache, dan personel dari Unit 669 pasukan khusus pertolongan Angkatan Darat.
Kepala Polisi Roni Alsheich tiba di lokasi kejadian untuk mengawasi upaya pertolongan, yang diperkirakan berlangsung sepanjang malam untuk menemukan remaja yang hilang.
Pada Kamis petang, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan ia mengamati secara seksama upaya pertolongan.
Banjir mulai terjadi di tengah hujan lebat yang tak biasa pada musim semi di seluruh Israel.
Setelah peristiwa tersebut, Dewan Regional Tamar –tempat Wadi Tzafit berada– mengeluarkan permintaan agar warga tidak pergi ke Laut Mati dan Daerah Arava akibat cuaca buruk dan banjir di daerah itu.
Hujan lebat mulai turun pada Rabu. Hujan merenggut nyawa remaja Badui yang berusia 17 tahun dan seorang perempuan penggembala, yang hanyut diterjang banjir di Negev pada Rabu.
Hujan juga mengakibatkan kemacetan parah lalu-lintas di Israel Tengah dan banjir di kota besar utama, termasuk Tel Aviv.
m mmnmm om c
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid