Kabul, Aktual.com – Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, meluncurkan kartu pengenal elektronik baru dan menghadapi tentangan langsung di pemerintahannya terhadap sistem yang memicu kepahitan atas politik suku, hanya beberapa bulan sebelum pemilihan anggota parlemen diadakan.
Sistem “e-tezkera”, yang tertunda dan dinamai sesuai dengan istilah setempat untuk kartu pengnenal, dimaksudkan untuk mengurangi penipuan, merampingkan catatan umum dan memberikan gambaran lebih jelas tentang penduduk dengan memusatkan data pada satu kartu digital.
“‘E-tezkera’ akan membantu keamanan di negara ini,” kata Ghani pada upacara saat ia menerima kartu pertama, yang dikeluarkan, seperti diberitakan Reuters, Kamis (3/5).
“Masalah dengan kartu pengenal tradisional adalah bahwa teroris asing bisa dengan mudah membuat pengenal palsu dan menantang keamanan kami,” katanya menjelaskan.
Namun, pencantuman denominasi identitas nasional yang ditolak oleh beberapa kelompok di Afghanistan telah meletakkan perpecahan etnis yang telah meluas tajam selama setahun terakhir.
Sistem baru itu menjadi bahan perdebatan sengit, karena ia menunjuk kewarganegaraan pemegangnya sebagai “Afghan”, sebuah istilah yang digunakan di masa lalu untuk menunjukkan dirinya seorang Pashtun, yang secara tradisi merupakan kelompok etnis yang paling kuat secara politik.
Beberapa anggota kelompok lain, terutama etnis Tajik yang berbahasa Persia, mengatakan bahwa penggunaan istilah pada kartu dimaksudkan untuk memperkuat kekuatan Pashtun dengan menunjukkan bahwa identitas mereka setara dengan bangsa secara keseluruhan.
Seperti hampir semua raja dan presiden Afghanistan, Ghani adalah etnis Pashtun dan dia telah menghadapi tentangan yang meningkat dari Tajik saat mendekati pemilihan presiden tahun depan.
Tak lama setelah upacara, mitra Ghani di pemerintahan, Kepala Eksekutif Abdullah Abdullah, yang partai Jamiat utamanya mewakili etnis Tajik dari Afghanistan utara, menolak kartu baru.
“Proses nasional besar membutuhkan lebih banyak kerja dan strategi yang dapat mencapai kepuasan masyarakat,” katanya dalam konferensi pers. “Ada prioritas yang jauh penting,” tambahnya.
“Saya tidak menentang kartu identitas elektronik, tetapi ini bukan waktunya untuk itu, karena ada ketidaksepakatan di antara orang-orang tentang kartu e-KTP,” jelasnya.
Kartu-kartu baru telah menghadapi penundaan panjang atas alasan teknis dan politik, dan niat Ghani yang menggunakannya untuk mendaftarkan pemilih serta mengurangi penipuan dalam pemilihan parlemen yang dijadwalkan untuk Oktober telah ditinggalkan.
Pendaftarannya akan menggunakan kartu pengenal kertas lama, meskipun saat ini banyak warga Afghanistan bahkan tidak memiliki salah satu darinya, jutaan akan harus dikeluarkan pada Oktober untuk jumlah pemilih, yang sudah terlambat dari jadwal.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: