Warga antri untuk mendapatkan elpiji 3 kg dalam operasi pasar di kawasan Paledang, Bogor, Kamis (7/12). Sejumlah daerah di Indonesia mulai mengalami kelangkaan Elpiji 3 kilogram (kg) subsidi warna hijau muda atau sering disebut gas melon. Pertamina membuat pernyataan kelangkaan gas elpiji 3 kg disebabkan tingginya permintaan gas elpiji jelang libur panjang natal. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Rofi’ Munawar meminta Pemerintah menjaga pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquid Petrolium Gas (LPG) menjelang bulan suci Ramadhan 1439 Hijriah. Mengingat selama ini biasanya peningkatan konsumsi seringkali terjadi.

“Pemerintah harus memastikan pasokan gas LPG 3 Kg dan BBM berubsidi tersedia di masyarakat dengan harga terjangkau. Mengingat dua komoditas energi tersebut bagi kalangan menengah bawah sangat dibutuhkan.” Kata Rofi’ secara tertulis, Sabtu (5/5).

Menurut Rofi’ akibat permintaan yang tinggi Pemerintah harus mengantisipasi modus penimbunan gas bersubsidi. Selain itu, dirinya meminta Pemerintah memperhatikan pasokan di daerah-daerah terpencil dan terluar.

“Dari evaluasi tahun sebelumnya dan proses berjalan. Pemerintah sudah harus mengantongi peta masalah dan simpul kendala dalam proses penyediaan LPG dan BBM. Monitoring yang real time dan update diperlukan.” Sarannya.

Meski PT Pertamina (Persero) memprediksi realisasi distribusi elpiji 3 kilogram (kg) ke masyarakat pada tahun 2018 bakal melebihi kuota subsidi yang ditetapkan Pemerintah sebesar 6,45 juta Metric Ton (MT). Namun dari sejumlah temuan sering terjadi kelangkaan dan penyalahgunaan peruntukan. Padahal kebutuhan masyarakat akan elpiji 3 kg bersubsidi pada tahun ini diprediksi sebesar 6,7 juta MT.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta