Beijing – Tiongkok mengutuk pertempuran di Myanmar antara tentara pemerintah Myanmar dan militan etnis, dekat perbatasan Tiongkok yang telah menyebabkan orang-orang melarikan diri ke wilayah Tiongkok.

Militer Myanmar sering bentrok dengan beberapa kelompok yang mengatakan mereka memperjuangkan otonomi lebih besar bagi minoritas-minoritas etnis di kawasan itu, yang perdagangan luar negeri Myanmar banyak mengalir.

Pemerintah Myanmar mengatakan pada Sabtu, para pemberontak etnis di Myanmar membunuh 19 orang, termasuk empat anggota pasukan keamanan, dalam satu serangan besar dekat pintu perbatasan utama dengan Tiongkok.

Sebanyak 14 orang, termasuk dua wanita, tewas, dan 20 lainnya luka-luka, demikian seorang juru bicara pemerintah.

Tentara Pembebasan Nasional Ta’ang (TNLA), yang beranggota para pejuang dari kelompok etnis Ta’ang dan Palaung, mengatakan kelompok itu telah menyerang sebuah kasion yang kelola orang-orang dari milisi dan sebuah pos tentara Myanmar di pinggiran kota perbatasan Muse, beberapa ratus meter dari sungai yang memisahkan negara bagian Shan di bagian utara Myanmar dan Provinsi Yunnan, Tiongkok.

Kedutaan besar Tiongkok di Myanmar mengatakan dalam pernyataannya bahwa konflik telah mengakibatkan peluru-peeluru yang ditembakkan memasuki wilayah Tiongkok, dan juga sejumlah orang mengungsi.

“Kedutaan besar Tiongkok di Myanmar mengutuk insiden tersebut, dan menaruh iba atas orang-orang tak bersalah yang terluka,” demikian kedutaan itu dalam pernyataan, dengan menambahkan bahwa pihaknya telah menyampaikan nota kepada pemerintah Myanmar.

Tiongkok menyerukan semua pihak untuk menahan diri, memberlakukan gencatan senjata, dan mencegah situasi agar tak meningkat, dan juga memulihkan perdamaian untuk kawasan perbatasan Tiongkok-Myanmar.

Ant

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang