Menkeu Sri Mulyani, bersiap mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (6/2). Rapat ynag juga diikuti Gubernur BI Agus Martowardojo, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dan Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah tersebut, membahas penjelasan pemerintah atas RUU AFAS sekaligus tanggapan fraksi-fraksi, serta pengambilan keputusan terhadap besaran premi restrukturisasi perbankan. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan perubahan kondisi ekonomi global menuju titik keseimbangan baru (a new normal) dapat menciptakan gejolak yang berpotensi mengganggu stabilitas domestik.

“Perubahan kondisi global menuju ‘a new normal’ menciptakan gejolak dan tekanan yang berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi domestik,” kata Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR di Jakarta, Kamis (31/5).

Sri Mulyani hadir dalam rapat paripurna untuk membacakan tanggapan pemerintah terhadap pandangan umum fraksi atas Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal dalam rangka Pembicaraan Pendahuluan RAPBN Tahun Anggaran 2019.

Dia menjelaskan, kondisi fundamental ekonomi domestik saat ini cukup kuat dalam menghadapi tekanan eksternal yang terlihat dari stabilnya indikator pertumbuhan ekonomi, defisit transaksi berjalan, cadangan devisa, stabilitas sistem keuangan serta pelaksanaan APBN.

Meski demikian, menurut Sri Mulyani, pemerintah menyadari perlu adanya berbagai langkah responsif untuk menghadapi risiko berlanjutnya tekanan eksternal dan dampak dari proses terjadinya keseimbangan global yang baru.