Jakarta, Aktual.com – Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop mengkritik China karena menekan perusahaan penerbangan nasional Qantas Airways Ltd untuk mengubah Taiwan sebagai wilayah China dalam lamannya, yang meningkatkan ketegangan di antara kedua negara itu.
Qantas sendiri menyatakan memutuskan mematuhi permintaan Beijing untuk menghapus rujukan di laman mereka atau di muatan lain, yang menunjukkan Taiwan, Hongkong, dan Makau adalah bagian dari negara merdeka dari China.
Pemerintah Australia menganut Kebijakan Satu China, yang berarti tidak mengakui Taiwan sebagai negara.
Namun, Bishop dalam pernyataan dalam surat elektronika, menyatakan bahwa perusahaan swasta harus dapat melakukan kegiatan usaha bebas dari tekanan politik pemerintah.
“Keputusan tentang bagaimana Qantas membangun lamannya adalah masalah perusahaan,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid