Jakarta, Aktual.com – Kementerian Perhubungan memperkirakan akan terjadi kenaikan arus mudik pada musim mudik Lebaran 2018 ini sebesar 10-15% dibandingkan mudik 2017. Adapun prediksi penggunaan masing-masing moda transportasi adalah sebagai berikut: Pemudik yang menggunakan moda darat mencapai 8,09 juta orang , yang menggunakan KA sebesar 4,63 juta orang, pengguna moda udara diperkirakan sebesar 5,75 juta orang, yang menggunakan transportasi laut sebesar 1,77 juta orang, sedangkan pemudik dengan menggunakan sepeda motor diperkirakan mencapai 6,39 juta orang, naik dari tahun 2017 yang mencapai 4,78 juta orang.
Untuk menghadapi kemungkinan terjadinya kenaikan arus mudik tersebut, Pemerintah menyiapkan infrastruktur dan sarana transportasi pendukung seperti keberadaan Tol Trans Jawa dan Trans Sumatra dijadikan sebagai jalur andalan arus mudik dari arah Jabodetabek menuju Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatra. Sedangkan sarana selain menambah armada, baik untuk darat, KA, kapal laut, maupun udara, pemerintah menyediakan program mudik gratis.
“Terkait dengan kesiapan infrastruktur, keberadaan Tol Trans Jawa dan Trans Sumatra dijadikan sebagai jalur andalan arus mudik dari arah Jabodetabek menuju Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatra. Perkiraan kenaikkan jumlah pemudik tersebut mungkin tidak terlepas dari lamanya cuti bersama yang mencapai tujuh hari, atau total libur mencapai 10 hari, yaitu dari tanggal 11 hingga 20 Juni 2018. Cuti bersama itu sendiri berlangsung pada tanggal 11, 12, 13, 14, 18, 19 dan 20 Juni 2018, sedangkan pelaksanaan Idul Fitri tepat pada tanggal 15-16 Juni,” kata Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek ( BPTJ ) Kementerian Perhubungan, Carlo Manik pada acara Forum Promotor di Jakarta, Kamis (7/6).
Sementara Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) memperkirakan Daerah Semarang akan menjadi titik macet terbaru. Ketua Bidang Advokasi MTI, Darmaningtyas menuturkan pada arus mudik 2017 lalu, Tol Trans Jawa dari arah Jakarta – Semarang, yang operasional baru sampai Brebes Timur (Brexit), dan fungsionalnya sampai di Pemalang.
Tapi sekarang sampai Pemalang sudah operasional, sedangkan Pemalang – Semarang fungsional. Bedanya, mudik 2017 lalu fungsionalnya berdebu dan kecepatan maksimal 40 km/jam saja, sekarang fungsional tidak berdebu dan kecepatan dapat 60 km/jam, karena konstruksi jalan sudah jadi, hanya karena infrastruktur pendukungnya belum siap maka belum dapat diopeasionalkan.
“Jadi meskipun sebagian masih fungsional, tapi arus mudik Jakarta – Semarang tahun 2018 ini akan melintasi jalan tol terus. Konsekuensinya, dibutuhkan rest area yang lebih banyak dan luas lagi agar pemudik tidak mendapatkan kesulitan untuk istirahat.
Terkait dengan pemungsian tol hingga Semarang, maka titik kemacetan akan bergeser ke Semarang karena terjadi titik temu kendaraan kendaraan yang melintas melalui jalan tol dengan kendaraan yang melintas melalui jalan alteri Pantai Utara Jawa (Pantura). Dibutuhkan rekayasa lalu lintas di titik temu tersebut agar tidak menimbulkan masalah yang lebih serius lagi,” kata dia.
Pada saat bersamaan, kepala Devisi Humas Mabes Polri, Setyo Wasisto, menambahkan dalam momen mudik lebaran ini pihaknya akan fokus untuk memaksimalkan pengamanan kelancaran arus lalulintas dan tindak kriminalitas.
Setyo meminta masyarakat untuk tidak memfokuskan jadwal mudiknya pada tanggal 8 – 9 Juli 2018 mendatang. Panjangnya masa liburan tahun ini memungkinkan untuk menjadwal ulang perjalanan mudiknya agar menghindari kepadatan arus mudik.
“Satu hal yang menurut saya adalah nilai tambah saat ini adalah libur cukup panjang. Kalau mau Jumat juga boleh atau habis sahur Sabtu, Minggu dan lainnya bisa dilakukan,” ucapnya.(Marjudin)
Lalu dari aspek suplai BBM, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Adiatma Sardjito, mengatakan pihaknya siap mendukung kelancaran mudik dengan menyediakan dan menjamin pasokan BBM aman khususnya di jalur mudik. Dikatakannya Pertamina sudah menstok BBM dan gas sejak 3 bulan yang lalu. Secara stok dipastikan BBM dan gas aman. Hanya saja saat arus mudik yang menjadi penentu terpenuhinya BBM dan gas adalah faktor distribusi. Hal itulah yang terjadi pada masa mudik lebaran tahun 2017 lalu sehingga terjadi kasus di tol Brexit (Brebes Exit).
“Sukses story akan kita ulang kembali, peran besar kesuksesan mudik tahub 2017 kemarin adalah dari Kepolisian, tahun lalu luar biasa. Kemacetan yang terjadi di 2016 lalu akibatkan suplai BBM ke tol tidak bisa masuk karena tidak dikawal oleh Kepolisian, tahun ini akan dikawal,” kata Adiatma.
Terkait dengan stok BBM dan LPG, Adiatma mengatakan untuk ketahanan stok rata-rata LPG sekitar 17 hari, kerosine 62 hari, premium 27 hari, pertalite 21 hari, pertamax 20 hari, pertamax turbo 38 hari. Selain itu solar 24 hari, dexlite 27 hari, Dex 47 hari dan avtur 28 hari. Terkait dengan perkiraan pertumbuhan konsumsi BBM pada masa mudik lebaran tahun ini sekitar 15 persen. Sementara perkiraan jumlah pemudik akan meningkat sekitar 11 -1 13 persen dibandingkan tahun 2017.
Untuk menjamin pasokan BBM lancar terutama di jalur macet, Pertamina mensiagakan motor BBM yang menyediakan BBM dalam kemasan. Tahun ini jumlah armada motor BBM menjadi 200 unit dari sebelumnya (tahun 2017) sebanyak 83 unit. Selain itu juga mobil dispenser juga ditambah menjadi 20 unit dari sebelumnya 9 unit.
“Mobil dispenser ini adalah mobil yang menyediakan BBM nanti akan kita tempatkan di rest area yang tidak ada SPBU. Sistem pembayaran juga akan mudah yang dilengkapi dengan cashless, pembelian juga dibatasin,” ujarnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta