Jakarta, Aktual.com – Kelompok militan Taliban secara mengejutkan menawarkan gencatan senjata selama tiga hari menyambut libur Ramadhan pada pertengahan Juni ini, dan tawaran tersebut adalah yang pertama disampaikan, menyusul gencatan senjata yang diumumkan pemerintah pada Selasa lalu. Namun pihak militan tersebut menegaskan bahwa kekuatan asing tidak termasuk dalam gencatan senjata tersebut dan operasi melawan mereka akan tetap dilakukan. Pihak militan juga mengatakan bahwa mereka akan membela diri dari setiap serangan.
“Anggota Taliban tidak akan bergabung dalam perayaan Hari Raya Idul Fitri karena bisa saja musuh menargetkan kami,” demikian dinyatakan oleh pihak Taliban. Tapi belum jelas tentang waktu secara tepat kapan gencatan senjata itu dimulai. Dalam kalender Afghanistan, Hari Raya Idul Fitri akan jatuh pada Jumat (15/6).
“Dalam waktu tiga hari, mungkin kekompakan pemberontak Taliban akan diuji. Jika faksi yang berbeda tidak menerima gencatan senjata, mereka akan tetap melakukan serangan,” kata seorang diplomat Eropa ditulis Sabtu (9/6).
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengumumkan gencatan senjata tanpa syarat dengan Taliban pada Kamis lalu dan berlaku sampai 20 Juni. Tapi gencatan senjata itu tidak berlaku terhadap kelompok militan lainnya, seperti IS.
Keputusan Ghani tersebut diambil setelah pertemuan dengan sejumlah ulama yang mengeluarkan fatwa menentang aksi bom bunuh diri, salah satunya adalah yang dilakukan oleh kelompok IS dan menewaskan 14 orang di Kabul beberapa waktu lalu.
Kelompok ulama tersebut juga menganjurkan gencatan senjata dengan Taliban yang terus berusaha menerapkan hukum Islam secara ketat sejak diguling pada 2001 dan Ghani menerima tawaran tawaran tersebut yang akan berlangsung sampai 20 Juni mendatang.
Ghani sebelumnya juga pernah menawarkan gencatan senjata dengan Taliban, tapi ini adalah tawaran gencatan senjata tanpa syarat yang pertama sejak terpilih pada 2014 lalu.
Pada Agustus lalu, Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa pihak militer AS akan melakukan serangan militer yang lebih keras kepada kelompok militan tersebut, termasuk dengan menggunakan serangan udara, dengan tujuan agar Taliban bersedia berunding.
Menurut keterangan pihak militer Afghanistan, serangan tersebut memberikan dampat sangat besar dan kekuatan yang sudah jauh berkurang dari 140.000 pusakan menjadi hanya 15.600 pada 2014, sangat kecil kemungkinan bagi mereka untuk meraih kemenangan.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka