Sebuah bajaj BBG digunakan untuk mudik melintasi jalur jalan Raya Kalimalang, Jakarta, Jumat (23/6/2017). Sejumlah pemudik menggunakan kendaraan khas ibukota untuk pulang kampung, sehingga menjadi perhatian warga daerah karena keunikannya. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Sosiolog dari Universitas Ibnu Chaldun Jakarta, Musni Umar mengatakan fenomena mudik tidak hanya berdampak sosial dan ekonomi tetapi juga mempersatukan anak bangsa.

“Mudik tidak hanya mengandung fenomena sosial sebagai implementasi dari keyakinan teologis, tetapi memberi kebaikan bagi masyarakat, bangsa dan negara karena menjadi medium pemersatu dan memberi sumbangsih yang positif bagi peningkatan ekonomi di desa (kampung),” katanya di Jakarta, Kamis (14/6).

Lebih lanjut, tambahnya utama mudik tidak lain dan tidak bukan kecuali untuk mempererat silaturrahim, menyatukan yang terpisah dan mendekatkan jarak.

Menurutnya mudik juga memberi dampak ekonomi bagi keluarga terdekat dan jauh serta masyarakat desa. Setidaknya ada lima dampak ekonomi bagi mudik. Pertama, pemudik membawa uang ke kampung.

“Mereka membayar zakat fitrah, zakat harta (maal), infak dan sadaqah, sehingga ekonomi di desa menggeliat,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid