Jakarta, Aktual.com – Pasukan koalisi Arab pada Senin (18/6) melanjutkan pemboman darat, laut dan udara terhadap gerilyawan Syiah Al-Houthi, yang bersekutu dengan Iran, di Kota Pelabuhan Laut Merah Yaman, Hodeidah.
Koalisi tersebut, yang dipimpin oleh militer Arab Saudi dan Uni Emirt Arab (UAE), melancarkan serangan besar enam hari sebelumnya dengan tujuan merebut bandar udara strategis itu di ujung selatan Kota Hodeidah.
Pegiat hak asasi manusia Adel Bishr dari Yayasan Amal As-Saleh, yang independen, mengatakan kepada Xinhua pertempuran darat masih terpusat di Desa Manzara di sepanjang pantai Laut Merah, sekitar 10 kilometer di sebelah tenggara bandara udara tersebut.
Petempur Al-Houthi dengan menggunakan senapan Kalashnikov AK-47 telah melakukan perlawanan sengit, dan menghalangi upaya maju oleh pasukan koalisi, kata Bishr.
“Bandar udara itu dan semua gerbangnya serta jalan utama di sekitarnya masih dikuasai petempur Al-Houthi,” kata Bishr, sebagaimana di kutip Xinhua –yang dipantau di Jakarta, Selasa (19/6) pagi.
Ia bersama dengan tim 10-orang melakukan perjalanan dari Sana’a ke Hodeidah pekan lalu untuk tugas kemanusiaan.
Ia mengatakan situasi di dalam kota tersebut relatif tenang, tapi pesawat tempur koalisi telah melancarkan puluhan serangan udara terhadap bandar udara itu, “sehingga membuat panik warga lokal”.
Stasiun televisi Al-Masira, yang dioperasikan oleh Al-Houthi, melaporkan enam serangan udara menghantam Kabupaten Ad-Durayhemi dan daerah di sekitar bandar udara. Satu serangan udara, katanya, menghantam satu rumah di kabupaten tersebut, menewaskan empat pria dan seorang perempuan.
Pada Ahad, stasiun televisi itu melaporkan 26 serangan udara terhadap bandar udara tersebut.
Seluruh kota pelabuhan itu, yang dihuni sebanyak 600.000 warga, masih dikuasai petempur Al-Houthi, kata Bishr.
“Petempur Al-Houthi telah memutus Jalan Kilo 16, yang menghubungkan Pusat Kota Hodeidah dengan jalan raya menuju Ibu Kota Yaman, Sana’a, dan mendirikan puluhan pos pemeriksaan militer,” kata Bishr.
Hampir 3.000 orang telah meninggalkan Manzara dan Kabupaten Ad-Durayhemi ke beberapa gedung sekolah di dalam Kota Hodeidah dan sebagian lagi menyelamatkan diri ke kabupaten pegunungan yang berada jauh.
“Saya dengar dari beberapa keluarga yang meninggalkan rumah mereka bahwa mereka melihat puluhan petempur yang tewas dari kedua pasukan yang bertikai tergeletak di jalan di Manzara dan di sepanjang jalan menuju bandar udara,” kata Bishr.
Koalisi Arab menyatakan telah mengumpulkan 20.000 prajurit untuk pertempuran paling besar selama lebih dari tiga tahun perang, dan akan ada serangan cepat dan bersih untuk merebut bandar udara serta pelabuhan.
Media Al-Houthi melaporkan milisi Syiah itu telah mengirim 4.000 petempur dengan menggunakan kendaraan bak-terbuka untuk mempertahankan kota tersebut.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka