Jakarta, Aktual.com – Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, mengatakan bahwa pemberlakuan kembali sanksi ekonomi oleh Washington terhadap negaranya terkait program nuklir Teheran merupakan bukti lebih jauh dari pendekatan delusional kebijakan luar negeri Amerika Serikat.
“Mundurnya Amerika Serikat dari perjanjian nuklir dengan Iran (bernama resmi JCPOA – red) adalah puncak dari pendekatan delusional kebijakan luar negeri mereka,” kata Zarif dalam sebuah tulisan panjang yang diterima pada Minggu (24/6).
Delusi lain dalam aksi Washington di level internasional adalah mundurnya mereka dari sejumlah kesepakatan multilateral seperti perjanjian iklim Paris serta Kemitraan Trans-Pasifik (TPP), kata Zarif yang juga mengecam keputusan pemindahan kantor kedutaan besar Amerika Serikat untuk Israel ke Yerusalem.
Menurut Zarif, keputusan AS mundur dari perjanjian nuklir adalah kebijakan yang hanya didasarkan pada asumsi yang tidak terbukti mengingat badan pengawas atom dunia (IAEA) sudah menegaskan bahwa Teheran mematuhi isi kesepakatan JCPOA.
Selain itu, saat menjabat sebagai direktur badan intelejen CIA, Mike Pompeo pernah mengatakan bahwa Iran tidak melanggar JCPOA. Namun setelah sekarang duduk sebagai menteri luar negeri Amerika Serikat, sikap Pompeo berubah 180 derajat.
“Bagaimana mungkin pemerintah Amerika Serikat mengharap untuk diperlakukan sebagai pihak yang dapat diandalkan setelah mundur tanpa alasan dari perjanjian yang disepakati setelah negosiasi alot selama ratusan jam?” tulis Zarif.
Usai mundurnya AS dari JCPOA, beberapa sanksi ekonomi untuk Iran kembali berlaku. Di antara sanksi tersebut adalah larangan bagi Teheran untuk membeli mata uang dolar AS, larangan membeli produk minyak dari sejumlah perusahaan Iran, dan larangan bertransaksi finansial dengan bank sentral negara tersebut.
Pada bulan lalu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo mengeluarkan daftar 12 syarat yang harus dipenuhi Iran jika Teheran ingin agar sanksi-sanksi yang dulu pernah membuat hancur ekonomi Iran kembali dicabut. Di antara tuntutan besar itu adalah menarik pasukan Iran dari Suriah, serta menghentikan dukungan terhadap kelompok Houthi dalam perang di Yaman.
Tuntutan Pompeo kemudian dibalas oleh Zarif yang dalam tulisannya mendaftar 15 tuntutan yang harus dipenuhi oleh Amerika Serikat, yang di antaranya adalah berhenti menjual senjata ke Timur Tengah, berhenti mengeluarkan dukungan membabi buta kepada Israel, serta memberikan ganti rugi kepada Iran atas kebijakan Washington yang merugikan.
ant
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby