Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memberikan sambutan saat pengukuhan Kogasma di DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (17/2/18). SBY mengukuhkan putranya, Agus Harimurti Yudhoyono, sebagai Kogasma untuk Pemilukada 2018 dan Pilpres 2019. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, aktual com – Pernyataan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang meminta agar aparatur negara netral dalam Pilkada serentak 2018 tidaklah salah.

Demikian disampaikan Politikus Demokrat Ihwan Datu Adam, Minggu (24/6). Menurut dia, apa yang disampaikan presiden dua periode tersebut sudah sesuai dengan aturan perundangan -undangan bahwa TNI, Polri dan BIN harus bersikap netral.

“Mengingatkan hal yang benar kok malah dikait-kaitkan dengan kalimat ‘SBY Panik’. Tidak berdasar dan sumir tuduhan ini, biasanya yang panik adalah mereka yang gandrung berbuat curang,” kata Ihwan.

Menurut dia, himbauan ini dilandasi pandangan Partai Demokrat agar tidak ada lagi perwira-perwira terbaik TNI Polri yang menjadi korban ‘politik’ di Pilkada.

“Ketua Umum kami Pak SBY adalah pelaku sejarah dan salah satu penggagas Reformasi TNI Polri, jadi jangan karena Pilkada ini menjadi tercederai. Pandangan ini dilandasi semangat kenegarawanan dan komitmen yang tinggi pada demokrasi serta kecintaan pada almamater TNI dan Polri agar tidak terjebak politik praktis dan dimanfaatkan untuk kepentingan sesaat segelintir elite,” sebut dia.

Ihwan juga mengklaim jika SBY telah memberikan keteladanan selama 10 tahun memimpin meskipun berlatar belakang jenderal militer. Dia mengklaim SBY selalu menjaga agar TNI, Polri dan BIN bersikap netral dalam Pilkada, Pemilu dan politik.

“Legacy inilah yang harusnya dijaga dan diteruskan oleh pemerintahan sekarang. Ketika telah menerima mandat rakyat di pemerintahan hendaknya mampu menahan diri dari godaan penyalahgunaan kekuasaan dan senantiasa taat azas,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang