Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto (kiri) bersalaman dengan Ketum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmiziy saat berkunjung ke kantor DPP PPP, Jakarta, Kamis (28/6/2018). Pertemuan ini adalah silaturahmi pertama yang dilakukan pasca pelaksanaan Pilkada. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto menyambangi markas DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Jakarta, Kamis (28/6), untuk menemui Ketua Umum partai berlambang Ka’bah itu, M. Romahurmuziy.

Kepada awak media, Airlangga mengakui jika pertemuan ini bertujuan untuk melakukan konsolidasi atau penguatan di antara partai politik pendukung Joko Widodo dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) nanti.

“Di antara ketum-ketum partai juga kami mencoba untuk menjalin semacam protokol atau pengertian sehingga kami tidak bisa nanti ke depan dipecah belah lagi dalam mendukung Bapak Presiden,” kata Airlangga usai bertemu Romahurmuziy.

Menurutnya, silaturahmi dengan PPP sangatlah penting usai adanya hasil hitung cepat (quick count) Pilkada serentak 2018 yang telah dirilis berbagai lembaga survei.

Dengan demikian, lanjutnya, kedua partai ini pun dapat mengarahkan modal politik berupa kemenangan yang diraihnya dalam Pilkada serentak guna memenangkan Jokowi nantinya.

Hal senada disampaikan Romi, sapaan Romahurmuziy. Ia mengatakan silaturahmi dengan Golkar bertujuan untuk meneguhkan kesepakatan bersama mengusung Jokowi.

“Tentu kami juga membangun kesepakatan bersama untuk bersama-sama segera melakukan penyiapan konsolidasi partai pengusung Pak Jokowi di 2019 ini untuk agenda pilpres yang dalam waktu dekat kurang dari 40 hari ke depan sudah akan dimulai pendaftarannya,” jelas pria yang akrab disapa Romi ini.

Sebelumnya, Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar, Nusron Wahid menyatakan, partainya tetap konsisten mendukung Presiden Joko Widodo pada Pilpres 2019 jika berkaca pada hasil sementara Pilkada Serentak 2018.

Ia menilai, meskipun perolehan suara kandidat yang diusung oposisi di Jawa Barat dan Jawa Tengah cukup tinggi, tak serta-merta membuat Partai Golkar khawatir dengan elektabilitas Jokowi pada Pilpres 2019.

“Kan sudah jadi keputusan bahwa kami dukung Jokowi,” kata Nusron di Kantor Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar DKI Jakarta, Rabu (27/6).

Namun, ada beberapa hal yang harus dipenuhi Jokowi. Salah satunya yakni memilih cawapres pendamping yang merepresentasikan kelompok Muslim.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan