Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo

Gianyar, Aktual.com – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Menteri Desa PDTT), Eko Putro Sandjojo mengungkapkan, setidaknya terdapat tiga masalah yang berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi terbesar kelima di dunia pada 2050.

“Masalah stunting, kemiskinan dan sampah plastik,” kata Eko saat berkunjung ke Desa Singakerta, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, Jumat (6/7).

Ketiga masalah itu, dikatakan Eko, juga sempat dibahas Presiden Bank Dunia, Jim Young Kim yang berkunjung ke Indonesia beberapa hari ini.

Stunting atau gizi buruk yang masih menimpa sebagian anak Indonesia, menurut Eko, berdampak pada pertumbuhan otak anak-anak, sehingga pendidikan mereka terganggu dan akan menghasilkan generasi tidak cerdas.

Alokasi dana pendidikan di Indonesia mencapai Rp400 triliun, tapi pemanfaatkan tak bisa dimaksimalkan jika masih terkendala masalah stunting.

Selain stunting, Eko mengatakan sampah juga jadi masalah serius yang juga bisa menghambat pertumbuhan ekonomi.

Hal ini disampaikannya karena Eko telah melihat secara langsung banyaknya sampah saat berkunjung ke sebuah hutan mangrove di Pulau Bali, pagi tadi.

“Ini bisa mematikan sektor pariwisata,” ujarnya.

Namun, kata Eko lagi, hal ini telah diantisipasi oleh pemerintah dengan pemberdayaan dana desa yang disalurkan untuk seluruh dana desa di tanah air.

Ia berharap, dana ini tak sekadar digunakan untuk membangun infrastruktur, tapi juga buat menumbuhkan perekomian demi mengatasi kemiskinan.

Pun demikian dengan masalah stunting, yang disebutnya dapat dituntaskan dengan dana desa. Menurutnya, dana desa dapat dipakai juga untuk mengatasi stunting di desa-desa.

Dia meminta agar dana desa juga digunakan untuk mengelola sampah terutama yang organik. Sampah organik bisa diolah salah satunya untuk pupuk kompos yang bernilai ekonomis.

“Mengelola sampah bisa menghasilkan duit jadi banyak, desa di Indonesia bisa membuat bank sampah di desa-desa,” kata Eko.

Sementara Pejabat Bupati Gianyar, I Ketut Rochineng mengatakan dana desa yang dialokasi pemerintah pusat sangat berperan untuk meratakan pembangunan.

Di Gianyar, dana desa salah satunya digunakan untuk program padat karya tunai. “Program ini akan terjadi perluasan lapangan kerja,” ujarnya.

Tahun ini Gianyar dapat alokasi dana desa Rp51,9 miliar. Rochineng mengatakan hingga Juli 2018, sebanyak Rp31 miliar lebih sudah disalurkan ke desa-desa.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan