Dari kiri ke kanan, Asisten Utusan Khusus Presiden RI Untuk Dialog dan Kerjasama Antar Agama dan Peradaban Pdt Jacklevyn F Manuputty, perwakilan Konferensi Wali Gereja Indonesia Romo Agustinus Ulahayanan, perwakilan Persekutuan Gereja Gereja di Indonesia Pdt Henrek Lokra, Utusan Khusus Presiden RI Untuk Dialog dan Kerjasama Antar Agama dan Peradaban Din Syamsuddin, perwakilan Perhimpunan Majelis Agama Budha Indoneisa Arief Harsono, perwakilan Majelis Tinggi Agama Khonghuchu Indonesia Uung Sendana dan perwakilan Parisadha Hindu Dharma Indonesia Mayjen TNI (Purn) Wishnu Bawa Tenaya (kiri kekanan) berjabat tangan saat menggelar jumpa pers menyikapi perkembangan wacana nasional terkait pilkada dan pilpres yang membelah bangsa dengan penonjolan kepentingan politik sektarian dan ujaran kebencian yang melampui batas di Jakarta, Selasa (10/7/2018). Dalam jumpa persnya para pemuka agama memesan kepada segenap praktisi politisi dan pendukung untuk mencermati dengan seksama dinamika politik nasional di sekitar pilkada serentak dan jelang pilpres 2019, yang berisi komunikasi dialektika khususnya di media sosial dengan ujaran ujaran kebencian, penghinaan terhadap sesama, dan penonjolan kepentingan politik sektarian. Para pemuka agama juga menyampaikan keprihatinan mendalam atas suasana demikian dan mengkhawatirkannya dapat menimbulkan benih permusuhan yang membawa perpecahan bangsa dan pemuka agama menyerukan kepada segenap keluarga besar bangsa untuk mengubah hubungan antar sesama yang bersifat dialektik tersebut menjadi hubungan yang bersifat dialogis yakni cenderung memusyawarakan perbedaan pandangan politik dengan penuh rasa persaudaraan demi keutuhan dan kemajuan bangsa. AKTUAL/Tino Oktaviano

Artikel ini ditulis oleh: