Jakarta, Aktual.com – Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Yandri Susanto menyadari jika sangat kecil kemungkinan pihaknya dapat mencalonkan Ketua Umumnya, Zulkifli Hasan, sebagai Calon Presiden (Capres).
Keputusan untuk menjadikan Zulhas sebagai Capres sendiri muncul pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PAN pada beberapa waktu lalu.
“Namun, kami sadar diri bahwa suara PAN di parlemen tidak mencapai 20 persen. Makanya, kami intens komunikasi dengan Partai Gerindra untuk mengusung Prabowo Subianto-Zulkifli Hasan,” kata Yandri dalam diskusi bertajuk ‘Menakar Arah Koalisi Parpol pada Pemilu 2019 Pasca Pilkada Serentak 2018’, di Jakarta, Selasa (10/7).
Namun demikian, Yandri juga tidak kukuh atau ngotot terhadap pasangan Prabowo-Zulhas. Menurutnya, sangat mungkin PAN akan menerima nama-nama di luar partainya.
Ia pun menyebut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo sebagai pasangan Capres-Cawapres alternatif dalam bursa Pilpres 2019.
Ia menambahkan, pihaknya telah mengusulkan dua nama tersebut kepada Gerindra.
“Bisa Anies-Gatot atau Gatot-Anies. Namun, kedua nama tersebut masih dalam pembahasan antara Gerindra dan PAN. Kecenderungan PAN mengusung calon di luar Jokowi,” ujarnya.
Yandri menyatakan bahwa PAN tidak mempermasalahkan jika Prabowo Subianto maju sebagai calon presiden. Masuknya nama Anies Baswedan sebagai cawapres Prabowo Subianto disambut baik oleh PAN.
Menurut Yandri, jika pada akhirnya Prabowo berpasangan dengan Anies, Partai Amanat Nasional siap memberikan dukungan.
Tak hanya melakukan komunikasi dengan Gerindra, PAN juga menjalin komunikasi dengan Partai Golkar. Bahkan, Golkar dan PAN memiliki peluang untuk berkoalisi.
“PAN-Golkar juga punya peluang membentuk koalisi. Ini lantaran jumlah kursi PAN dan Golkar cukup untuk mengusung pasangan capres-cawapres sesuai dengan ambang batas capres atau presidential threshold sebesar 20 persen berdasarkan amanat UU Pemilu,” katanya.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan