Maulana Syekh Dr. Yusri Rusydi Sayyid Jabr al-Hasani berdoa bersama Ketua Jam'iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu' tabarah An-Nahdliyyah (JATMAN) Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya saat bertemu sebelum Muktamar JATMAN XII di Pekalongan, Jawa Tengah, Minggu (14/1/2018) malam. Muktamar JATMAN ke XII di Pekalongan akan kedatangan puluhan ribu ulama dari nusantara dan dunia, juga akan kehadiran Presiden RI dan sejumlah Menteri kabinet kerja. Kabar kepastian hadirnya orang nomor satu di Republik Indonesia untuk membuka acara muktamar. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Syekh Yusri Hafidzahullah Ta’ala wa ra’ah dalam pengajian kitab shahih Bukharinya menjelaskan bahwa shalat sunnah yang tidak disyariatkan untuk dilakasanakan dengan berjamaah, maka boleh dilaksanakan dengan berjamaah, begitu pula dengan sebaliknya.

Shalat sunnah yang disyariatkan berjamaah dalam melaksanakannya adalah seperti shalat taraweh, shalat idul adha, shalat idul fitri, shalat gerhana, shalat istisqa, dan lain sebagainya.

Shalat tersebut, boleh dilaksanakan dengan berjamaah, boleh pula munfarid (sendiri-sendiri). Adapun shalat sunnah yang tidak disyariatkan berjamaah, seperti shalat duha, shalat malam, shalat hajat, dan shalat yang lain, maka boleh dilaksanakan dengan berjamaah.

Hal ini bukanlah merupakan perkara bid’ah yang hukumnya haram apabila dilaksanakan. Imam syafi’i Ra diantara kaidah madzhabnya menjelaskan, bahwa:

“وما شرعت فيه الجماعة يجوز فيه الانفراد كل ما لم يشرع فيه الجماعة يجوز فيه الجماعة”

Artinya: “Setiap ibadah yang tidak disyariatkan berjamaah di dalamnya, maka boleh (dilaksanakan) dengan berjamaah. Dan ibadah yang disyariatkan berjamaah di dalamnya, maka boleh dilaksanakan dengan sendiri-sendiri”.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid