Jakarta, Aktual.com – Peneliti Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Muhammad Alie Humaedi mengatakan semua orang, terutama generasi milenial, menggunakan media sosial untuk menunjukkan keberadaan atau eksistensinya.
“Semua orang akan berusaha menunjukkan eksistensinya. Namun, bila cara-cara menunjukkan eksistensi itu terlampau tinggi dan melampaui batas nilai-nilai yang dianut masyarakat, seseorang bisa terkena imbas dari penggunaan media sosial,” kata Alie yang dihubungi dari Jakarta, Jumat (13/7).
Alie mengatakan akun media sosial atau aplikasi digital adalah sesuatu yang melekat pada diri seseorang. Melalui media sosial, seseorang ingin menunjukkan keberadaannya atau mendapatkan pujian, bahkan kerap kali ingin dipuja.
“Apa tujuannya? Mungkin di ruang nyata, eksistensi orang tersebut tidak diakui. Mungkin saja aktivitas di media sosial adalah pelarian dari eksistensi yang tidak diakui di dunia nyata,” tuturnya.
Perkembangan teknologi yang membuat seseorang semakin mudah terhubung dan berkomunikasi ternyata membuat masyarakat dalam kondisi terasing.
“Masyarakat kita sedang dalam kondisi teralienasi. Di masyarakat tidak ada ikatan nyata antar. Seseorang hanya memikirkan dirinya sendiri,” katanya.
Menurut Alie, penggunaan media sosial dan aplikasi digital lainnya akan dialami dan disentuh setiap orang sebagai dampak dari perkembangan teknologi.
Dengan perkembangan teknologi tersebut, setiap orang semakin mudah menunjukkan keberadaan atau eksistensinya melalui berbagai media sosial dan aplikasi digital lainnya.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan