Washington, Aktual.com – Ketua Komite Keuangan Senat AS Orrin Hatch pada Selasa (17/7) mendesak pemerintah Trump untuk mengubah arah kebijakan tarif globalnya yang akan merugikan bisnis dan konsumen Amerika.
“Pemerintah telah menerapkan atau mengancam tarif global pada barang-barang sekitar 500 miliar dolar AS,” kata Hatch di lantai Senat, menambahkan tindakan ini membuat keluarga dan bisnis Amerika berisiko dan mengancam akan menggerogoti keberhasilan reformasi pajak AS.
“Beberapa rekan saya telah menekankan perlunya undang-undang untuk membatasi otoritas perdagangan yang telah didelegasikan oleh Kongres kepada presiden, dan saya bersimpati dengan upaya mereka,” katanya.
Khawatir dengan kebijakan perdagangan pemerintah Trump, Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat Bob Corker dan beberapa senator lain bulan lalu telah memperkenalkan undang-undang yang akan memaksa presiden untuk mendapatkan persetujuan kongres sebelum mengenakan tarif atas dasar keamanan nasional.
“Jika pemerintah terus maju dengan ketergantungan yang salah dan sembrono pada tarif, saya akan bekerja untuk memajukan undang-undang perdagangan guna membatasi otoritas perdagangan presiden,” kata Hatch.
Hatch juga mengatakan bahwa dia lebih suka bekerja dengan pemerintah untuk melanjutkan negosiasi dengan mitra dagang Amerika dan sudah waktunya bagi presiden untuk melakukan upaya itu.
“Tindakan pemerintah pada perdagangan telah merugikan produsen, petani, peternak, pekerja, dan keluarga Amerika. Presiden telah meminta semua kelompok tersebut untuk menanggung kerugian sehingga dia dapat bernegosiasi memenangkan perjanjian perdagangan. Semua mengawasi untuk melihat apa yang akan dicapai oleh presiden di meja perundingan sebagai imbalan atas pengorbanan mereka,” katanya.
Pernyataan Hatch datang setelah pemerintah Trump secara sepihak mengenakan tarif tinggi untuk produk baja dan aluminium impor, memprovokasi penentangan yang kuat dari komunitas bisnis domestik dan tindakan pembalasan dari mitra dagang AS.
“Risiko bahwa ketegangan perdagangan saat ini meningkat lebih lanjut — dengan efek buruk pada kepercayaan, harga aset, dan investasi — adalah ancaman jangka pendek terbesar bagi pertumbuhan global,” kata Kepala Ekonom Dana Moneter Internasional (IMF), Maurice Obstfeld, Senin (16/7).
Ia menambahkan,”negara-negara harus menolak berpikir melihat ke dalam.”
Ant.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan