Jakarta, Aktual.com – Pengamat Transportasi Univeritas Soegijpranata Djoko Setijowarno menilai sebaiknya pemerintah berfokus untuk membenahi bus terlebih dulu, baru mengembangkan pembangunan moda angkutan massal berbasis rel, seperti light rail transit (LRT).
Ia mengatakan, dari segi anggaran, pembangunan LRT memerlukan dana yang sangat besar sehingga baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah tidak memiliki cukup dana untuk membangun LRT, kecuali dengan kerja sama swasta.
“Melihat keterbatasan anggaran, selain Jakarta, cukup bus saja. Medan dan Surabaya sebetulnya sudah ada rancangannya sejak enam tahun lalu, hanya pemerintah tidak punya anggaran untuk membangun itu, Medan baru menyusul,” katanya, Kamis (19/7).
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara akan merancang LRT Medan hingga ke Danau Toba. “Melayang dia jadinya, langsung Medan-Danau Toba,” kata Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara MZ Siregar.
Selain itu, lanjut dia, sudah ada dua investor yang berminat, yaitu China dan Korea Selatan. “China dan Korea Selatan sudah rapat, kami fasilitator, bantu keinginannya,” katanya.
Siregar mengatakan kedua investor tersebut sudah melakukan kajian dan peninjauan ke lapangan. “Mereka sudah bersedia, kita tunggu saja siapa yang duluan Korea apa China,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid