Aktual.com – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Jawa Timur mengusulkan partai berlambang Mercy itu untuk mengusung Presiden Joko Widodo di Pemilihan Presiden 2019 mendatang.

Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai sikap DPD Demokrat Jatim yang mendukung Jokowi dapat dibaca melalui dua skenario.

“Pertama, bisa skenario dari Demokrat, artinya mencoba dimulai dari Jawa Timur. Jadi melihat respon dari seluruh kader di Indonesia, terus melihat responnya apakah nanti positif atau negatif,” kata Ujang kepada wartawan, Senin (23/7) kemarin.

Sejatinya, kata Ujang, kalau dukungan itu bagian dari skenario sang Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menguji respon seluruh kader maka Demokrat sama sekali tidak diuntungkan.

“Karena sebenarnya Demokrat ingin mengusung AHY. Walaupun Demokrat dukung Jokowi, Jokowi tidak mungkin memberikan Demokrat jatah cawapres. Artinya hanya mendapatkan jatah menteri pada kabinet kedepan. Itu kan sebuah kerugian,” urainya.

Menurut dia, Demokrat saat ini tengah meningkatkan posisi tawar. Pasalnya, partai pemenang Pemilu 2009 itu berkukuh untuk menempatkan AHY sebagai cawapres baik untuk Jokowi maupun Prabowo Subianto.

“Sebenarnya, kalaupun itu memang skenario Demokrat murni SBY untuk mengetes respon seluruh kader, kalau menurut saya itu bagian yang luar biasa cerdas. Tapi tidak terlalu menguntungkan juga,” ujar Ujang menilai.

Skenario kedua, kata Ujang, Ketua DPD Demokrat Jatim, Soekarwo mendapat tekanan dari pemerintah untuk mendukung Jokowi dengan konpensasi kasus-kasus hukum yang menjeratnya di peti es kan.

“Kan banyak kepala daerah yang mendukung pemerintah karena tekanan. Misalkan dia punya kasus hukum, ditekan lalu mendukung incumbent,” pungkas Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan