Petugas menghitung uang kertas mata uang rupiah di tempat penukaran uang (Money Changer) PT Ayu Masagung, kawasan Kwitang, Jakarta, Rabu (25/4). Kebijakan Bank Indonesia (BI) dalam menyikapi pelemahan nilai tukar rupiah ke depan sangat berpengaruh terhadap arah rupiah dalam jangka panjang. Jika salah langkah, maka rupiah berpotensi menyentuh level Rp 15.000 per dollar AS. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Nilai tukar rupiah pada perdagangan Jumat ditutup menguat 0,32 persen atau 47 poin ke Rp14.417 per dolar AS dibanding penutupan pada Kamis (26/7) setelah terkoreksi tipis dan sempat stagnan dalam perdagangan sepanjang hari.

Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Nanang Hendarsah mengakui Bank Sentral melakukan intervensi di pasar valuta asing (valas).

Di Jumat ini ketika investor memusatkan perhatiannya untuk menanti pengumuman pertumbuhan ekonomi AS kuartal II 2018, level terendah rupiah diperdagangkan di Rp14.493 per dolar AS, sementara terkuat di posisi Rp14.380 per dolar AS.

Hal itu menunjukkan pembalikan (rebound) setelah di Jumat pagi saat pembukaan pasar, rupiah tergelincir 22 poin atau 0,15 persen ke Rp14.485 per dolar AS.

Nanang menjelaskan intervensi BI di pasar valas hanya untuk menjaga volatilitas dan memastikan kepercayaan pasar tetap terjaga. Bank Sentral ingin memastikan likuiditas di pasar valas tetap lancar dan juga “efisien”.

“Dalam beberapa pekan terakhir, aliran likuiditas valas di pasar interbank berjalan lencar. Selisih untuk ‘bid foreign exchange rate’ dijaga di bawah Rp10,” ujar dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid