Ustaz Abdul Somad memberi ceramah setelah ibadah sholat Subuh di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta Pusat, Minggu (4/2/1/2018). Kehadiran Ustad Somad menjadi ditunggu tunggu jamaah di Jakarta setelah sebelumnya jadwal ceramah di PLN Disjaya yang dihadiri 2000-an jamaah batal digelar. Walaupun jadwal ustaz Somad di Jakarta hari ini bukan kali pertama, tapi tampak antusias jamaah sangat terlihat. AKTUAL/Tino Oktaviano

Semarang, Aktual.com – Ulama asal Riau, Ustadz Abdul Somad angkat bicara tentang wacana pendorongan dirinya sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Mengisi tabligh akbat di Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Abdul Somad hanya meminta masyarakat agar mendoakan dirinya dapat konsisten menjadi ustadz sampai akhir hayatnya.

“Doakan Ustadz Somad istiqamah jadi ustadz sampai mati. Ini ada dunia pendidikan dan dakwah, biarkan Ustadz Somad fokus pendidikan dan dakwah saja,” katanya disambut tepuk tangan dari peserta tabligh akbar, Senin (30/7).

Permintaan ini diungkapkan UAS, sapaan Abdul Somad, sebelum memulai ceramahnya dalam tabligh akbar tersebut, sembari menjawab pertanyaan dari wartawan yang belum sempat dijawabnya sebelum acara itu.

Nama UAS sendiri mencuat setelah Forum Ijtima Ulama yang diprakarsai Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF Ulama) merekomendasikannya menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Prabowo Subianto pada Pilpres 2019.

Berkaitan dengan forum ijtima ulama yang merekomendasikan namanya sebagai salah satu cawapres pendamping Prabowo, Abdul Somad menegaskan tetap menghormati apa yang sudah menjadi hasil forum ijtima ulama itu.

“Para ulama ijtima, santri-santri, memberikan rekomendasi, kita hormati, kita muliakan, dan kita doakan,” kata sosok kelahiran Silo Lama, Sumatera Utara, 18 Mei 1977 itu, di depan jamaah tabligh akbar.

Dalam kesempatan itu, UAS mengaku terkesan dengan sambutan saat tiba di Kota Semarang karena ternyata disambut oleh kepolisian dan TNI seperti pejabat penting saja sekelas wakil presiden.

Namun, UAS langsung menegaskan tidak maksud untuk menjadi cawapres, seraya kembali melanjutkan tausiahnya dalam tabligh akbar bertema “Islam Rahmatan lil alamin, Multikulturalisme, Keislaman, dan Keindonesiaan”.

Ia justru mengajak generasi muda, khususnya kalangan mahasiswa, yang hadir untuk menggapai cita-citanya yang disebutkannya berpeluang untuk mengisi enam paket jabatan negara.

“Ada anggota legislatif kabupaten, kota, provinsi, pusat, Dewan Perwakilan Daerah (DPD), presiden, dan wakil presiden. Ada peluang enam paket yang bisa kalian isi,” katanya.

Kalau merasa mampu, kata dia, tidak ada salahnya untuk mencoba peluang tersebut, tetapi jika masih merasa belum mampu, generasi muda masih mempunyai hak pilih yang harus digunakan dengan sebaik-baiknya.

“Kalau mampu, calonkan diri kalian. Kalau tidak mampu, kalian masih punya suara untuk memilih. Nanti, ketika mencoblos kertas pada 2019 (pemilu dan pilpres, red.), ingat kalian sedang memilih pemimpin,” katanya.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan