Jakarta, Aktual.com – Empat juta orang di negara bagian Assam, India, dihilangkan dari daftar penduduk pada Senin (30/7). Hal tersebut berdasarkan draf pertama rancangan National Register of Citizens (NRC) yang dirilis pada 31 Desember. Pada saat itu, rancangan mengakui kewarganegaraan 19 juta orang.
Pemerintah mengklaim rancangan itu tidak dimaksudkan untuk mengusir warga. Dengan demikian bagi mereka yang tidak ada di dalam daftar memiliki kesempatan untuk mendaftar ulang.
“Berdasarkan draf ini, tidak ada pertanyaan tentang siapa yang dibawa ke pusat penahanan atau pengadilan untuk orang asing,” ujar Komisaris sensus India, Sailesh, di Guwahati, kota utama negara, Senin (30/7).
Sailesh tidak memberikan pernyataan terkait keputusannya soal orang-orang yang tidak muncul dalam draft itu. “Lebih dari 30 juta orang telah mendaftar dan 4.007.707 telah dikeluarkan dari daftar,” kata Sailesh.
Keamanan telah diperketat di seluruh negara bagian Assam, yang berbatasan dengan Bangladesh, ketika ribuan Muslim yang berbahasa Bengali khawatir akan dikirim ke pusat penahanan atau dideportasi.
Negara Assam yang kaya teh telah lama menjadi pusat ketegangan sosial dan komunal karena penduduk setempat berkampanye melawan imigran gelap.
Pada 1983, sejumlah orang dikejar dan dibunuh oleh gerombolan bersenjata yang berniat membunuh para imigran Muslim. Ratusan ribu orang melarikan diri ke India dari Bangladesh selama perang kemerdekaan Bangladesh dari Pakistan pada awal 1970-an.
Sebagian besar dari mereka menetap di Assam, yang memiliki perbatasan hampir 270 km dengan Bangladesh.
Untuk diakui sebagai warga negara India, semua penduduk Assam harus memiliki dokumen yang membuktikan bahwa mereka atau keluarga mereka tinggal di negara itu sebelum 24 Maret 1971.
Kritikus melihat tes kewarganegaraan sebagai ukuran lain yang didukung oleh Partai Modi Bharatiya Janata Party (BJP) yang ditujukan untuk minoritas Muslim.
BJP menyangkal tuduhan negatif yang diberikan kepada partainya. Tetapi BJP mengatakan keberadaan Assam menentang kebijakan pengesahan penduduk mana pun.
Pihak berwenang di negara bagian Assam sebelumnya mengatakan tes kewarganegaraan sangat penting untuk melindungi etnis Assam. Banyak dari mereka menuntut penghapusan orang luar yang dituduh mengambil pekerjaan dan sumber daya India.
NRC mengatakan kepada Mahkamah Agung bulan ini sekitar 150 ribu orang dari daftar pertama, memberikan informasi palsu atau memberikan dokumen yang tidak sah.
“Jika pemerintah memutuskan untuk mencap kita orang asing, apa yang bisa kita lakukan? NRC sedang berusaha menghabisi kita. Orang-orang kita telah mati di sini, tetapi kita tidak akan meninggalkan tempat ini,” kata Abdul Suban (60 tahun) seorang Muslim yang berbahasa Bengali.
Penulis: Fadlan Syiam Butho
Artikel ini ditulis oleh: