Jakarta, Aktual.com – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (1/8) sore bergerak melemah sebesar 20 poin menjadi Rp14.433 dibanding sebelumnya Rp14.413 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk Rully Nova, mengatakan bahwa sentimen eksternal mengenai hasil keputusan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) menjadi faktor yang menahan laju mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.
“Hasil pertemuan FOMC menjadi perhatian pelaku pasar uang, di tengah situasi itu pelaku pasar uang cenderung menghindari aset mata uang berisiko,” ujarnya di Jakarta.
Kendati demikian, menurut dia, fluktuasi nilai tukar rupiah saat ini dapat dimanfaatkan pemerintah untuk mendorong ekspor. Hal itu juga dimanfaatkan negara lain yang mata uangnya sedang melemah.
Sementara sentimen dari dalam negeri, lanjut dia, data inflasi yang relatif terkendali menahan tekanan rupiah lebih dalam terhadap dolar AS.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi selama Juli 2018 sebesar 0,28 persen, dengan demikian inflasi tahun kalender (Januari-Juli 2018) sebesar 2,18 persen.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Selasa ini (1/8), tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp14.442 dibanding sebelumnya (31/7) di posisi Rp14.413 per dolar AS.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: