Pamekasan, Aktual.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Pamekasan, Jawa Timur menyatakan sedikitnya 310 dusun di 78 desa yang tersebar di 10 kecamatan di Kabupaten Pamekasan dilanda kekeringan dan kekurangan air bersih pada kemarau kali ini.

Menurut Koordinator Tim Rekasi Cepat (TRC) BPBD Pemkab Pamekasan, Budi Cahyono di Pamekasan, Senin, data wilayah yang mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih itu merupakan hasil pendataan terbaru berdasarkan hasil verifikasi dan laporan yang disampaikan aparat desa ke BPBD Pemkab Pamekasan.

“Dan mulai hari ini, kami melakukan distribusi bantuan ke desa-desa yang dilanda kekeringan ini,” ujarnya.

Ia menjelaskan, pendistribusian bantuan air bersih ke dusun dan desa yang mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih tersebut juga melibatkan Babinsa yang bertugas di masing-masing desa yang dilanda kekeringan itu.

“Apel tentang permulaan pendistribusian telah digelar tadi pagi, dan hingga siang ini distribusi sudah dilakukan di beberapa lokasi terdampak kekeringan,” tambahnya.

Ia mengemukakan, pada pendistribusian kali ini pihaknya menggunakan sebanyak delapan armada tangki, diantaranya empat tangki milik BPBD Pemkab Pamekasan dan empat tangki lainnya milik Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Pemkab Pamekasan.

“Jadi, ke-8 armada ini yang melakukan droping air di 310 dusun di 78 desa yang tersebar di 10 kecamatan di Pamekasan,” lanjutnya.

Menurut Budi, ada dua jenis kekeringan yang terjadi di Pamekasan kali ini, yakni kekeringan langka dan kekeringan kritis.

Kekeringan kritis terjadi, karena pemenuhan air di dusun mencapai 10 liter lebih per orang per hari, dan jarak yang ditempuh masyarakat untuk mendapatkan ketersediaan air bersih sejauh 3 kilometer bahkan lebih.

Sementara yang dimaksud dengan kering langka, kebutuhan air di dusun itu di bawah 10 liter saja per orang, per hari. Jarak tempuh dari rumah warga ke sumber mata air terdekat, sekitar 0,5 kilometer hingga 3 kilometer.

Jumlah desa yang dilanda kekeringan dan kekurangan air bersih kali ini berbeda dengan data 2017. Sebab kala itu, kekeringan melanda 80 desa yang tersebar di 299 dusun di 10 kecamatan di wilayah itu.

“Jadi ada pengurangan jumlah desa. Dulu 80 desa, saat ini 78 desa, tapi jumlah dusun yang mengalami kekeringan justru bertambah. Kalau dulu 299 dusun, kali ini 310 dusun,” terangnya.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan