Kuala Lumpur, Aktual.com – Ringgit Malaysia, yang telah terdepresiasi hampir satu persen menjadi 4,085 terhadap dolar AS sepanjang tahun ini, diperkirakan akan tetap lemah dan mengakhiri kuartal keempat di 4,10, kata sebuah lembaga riset lokal pada Selasa (7/8).

AmBank Group Research mengatakan dalam sebuah laporan bahwa dolar AS diperkirakan akan secara bertahap menguat terhadap mata uang lainnya pada 2018, sebagian besar disebabkan oleh Federal Reserve AS yang terus menaikkan suku bunga jauh lebih cepat daripada bank-bank sentral lainnya, sehingga membuat aset-aset berdenominasi dolar AS lebih menarik.

“Dengan dolar AS terus menguat, ditambah dengan kebisingan yang sedang berlangsung akan terus menyebabkan kerentanan di pasar keuangan, kami perkirakan Ringgit tetap pada catatan yang lebih lemah,” katanya, seperti diberitakan Xinhua, Selasa.

Lembaga riset itu juga mengatakan bahwa ruang bagi Bank Sentral Malaysia untuk mengganti Overnight Policy Rate saat ini sebesar 3,25 persen tetap rendah, meskipun ekspektasi inflasi tetap lemah menyusul pengenalan subsidi bahan bakar dan penghapusan Pajak Barang dan Jasa yang diganti oleh Pajak Penjualan dan Jasa-jasa (SST).

Ringgit berada di bawah tekanan pada Juli, jatuh 0,6 persen bulan ke bulan menjadi 4,065 terhadap dolar AS.

Mata uang Malaysia terus jatuh pada bulan ini. Dibuka pada 4,082 terhadap dolar AS pada Selasa, berfluktuasi antara 4,079 hingga 4,086 di sesi pagi.

AmBank Group Research memproyeksikan ringgit turun ke 4,11 hingga 4,12 terhadap dolar AS pada kuartal pertama dan kedua tahun depan, tetapi mengakhiri tahun pada posisi yang lebih kuat di 4,08.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: