Lombok Barat, Aktual.com – Sedikitnya tiga warga Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, dilaporkan meninggal dunia akibat tertimpa material bangunan ketika gempa bumi berkekuatan 6,2 pada Skala Richter (SR) kembali mengguncang Pulau Lombok pukul 13.25 Wita.
“Itu laporan sementara yang masuk ke Posko Utama Lombok Barat,” kata Kepala Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Lombok Barat Saepul Ahkam, di Lombok Barat, Kamis (9/8).
Ketiga korban meninggal dunia tersebut atas nama Sarapudin warga Desa Sigerongan, Kecamatan Lingsar, Papuk Fajaryah dari Kapek, Desa Gunung Sari, dan I Gede Darma dari Dusun Lilit Barat, Desa Mekar Sari.
Ketiga warga meninggal dunia pada saat terjadi gempa susulan tersebut menggenapi seluruh korban meninggal dunia di Kabupaten Lombok Barat menjadi 30 orang.
Selain korban meninggal dunia, kata Saeful, gempa susulan juga menyebabkan seorang anggota Tim Siaga Bencana Daerah (TSBD) Lombok Barat, bernama Ramli (39) tertimpa reruntuhan tembok kios saat istirahat menunaikan salat dzuhur. “Korban mengalami pendarahan di kepala, tangan, dan kaki,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Forum Peduli Resiko Bencana Lombok Barat Sulhan Mukhlis Ibrahim menyayangkan sikap pemerintah pusat yang belum menetapkan gempa di Lombok sebagai bencana nasional.
Padahal jumlah korban jiwa sudah mencapai 256 orang berdasarkan laporan terakhir Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Ia membandingkan jumlah korban gempa bumi di Yogyakarya, pada 2006 tidak menelan korban sebanyak gempa bumi di Lombok. Demikian juga soal lumpuhnya pemerintahan, politisi PKB ini membandingkannya dengan kasus lumpur Lapindo, di mana pemerintahan di Sidoarjo masih berjalan efektif.
“Pemerintah pusat harus hadir dan memperlakukan setiap warga negaranya secara adil. Jangan hanya di gempa tahun 2006, justru mereka secara masif memperhatikan,” katanya.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: