Lombok, Aktual.com – Sejumlah warga pengungsi yang menjadi korban gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat, berdatangan untuk berobat ke Rumah Sakit Lapangan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) di Desa Pemenang Barat, Lombok Utara, Senin (20/8) pagi hingga siang.

Ketua Majelis Pertimbangan Anggota (MPA) BSMI, dr Basuki Supartono, mengatakan para pengungsi yang berada di belakang kantor Polsek Pemenang datang dengan berbagai macam keluhan.

“Perasaan trauma gempa terlihat di wajah dan perilaku pengungsi. Sakit kepala, flu, badan sakit-sakit, luka terbuka mendominasi keluhan pengungsi,” kata Basuki ketika dihubungi.

Menurut dia, sudah hampir tiga pekan di pengungsian membuat para pengungsi rentan terhadap penyakit dan secara mental sangat sensitif.

Gempa bumi dengan kekuatan 6,9 skala ricther (SR) mengguncang Lombok Timur, NTB pada Minggu (19/8) malam, pukul 21.56 WITA. Beberapa jam sebelumnya, tepatnya pukul 12.10 WITA, Pulau Lombok juga diguncang gempa bumi berkekuatan 6,5 SR, yang mengakibatkan warga Kota Mataram panik dan berhamburan ke luar rumah.

Berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), lokasi gempa 6,9 SR pada Minggu (19/8) malam, berada pada 8.24 lintang selatan, 166.66 bujur timur, atau 32 kilometer timur laut Kabupaten Lombok Timur, dengan kedalaman 10 km.

Sementara itu, siaran pers yang disampaikan tim relawan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) menyebutkan, belasan orang tampak mengantre di RS Lapangan BSMI yang sudah berdiri sejak hari ketiga gempa yang terjadi pada 29 Juli 2018.

Syahri (58 tahun), salah seorang warga Dusun Telaga Wareng, Pemenang Barat, Kabupaten Lombok Utara, mengaku terkena reruntuhan tembok saat hendak membenahi rumahnya yang rusak karena gempa besar pertama pada Minggu (5/8) lalu.

Dahi Syahri tampak bocor akibat tertimpa bahan material bangunan. Sedangkan tangan kirinya kesakitan karena cedera. “Ini karena gempa tadi pagi, “ujar Syahri.

Syahri yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani ini pun harus berobat ke RS Lapangan BSMI yang terletak di seberang posko pengungsian Polsek Pemenang. Selain Syahri, banyak warga yang merupakan pengungsi mengalami keluhan beragam. Mereka mengeluhkan diare, ISPA, sakit mata, hingga patah tulang.

Direktur RS Lapangan BSMI, dr Mangaraja Victor menjelaskan, ritme kunjungan pasien ke rumah sakit yakni pada pagi hari dan malam hari. Per hari, ada seratus hingga dua ratus pasien yang berkunjung ke rumah sakit darurat tersebut.

“Dari berfungsi hingga sekarang, total ada 2.000 lebih pasien,” jelas Victor.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: