Jakarta, Aktual.com – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan pemerintah akan memulai rekonstruksi bangunan pascagempa di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), di awal September 2018.
Hal ini diumumkan Basuki usai memberikan orasi ilmiahnya berjudul Pembangunan Infrastruktur Berbasis Lingkungan di Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture yang digelar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Jakarta, Kamis (23/8).
“September sudah kita mulai. Persiapannya berarti tinggal dua minggu,” kata Basuki.
Sebagai persiapan rekonstruksi, ia mengatakan pada Senin (27/8) depan, akan ada 150 mahasiswa fakultas teknik Universitas Mataram (Unram) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) yang diterjunkan sebagai pendamping dan dilatih cara membangun 20 komponen Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha).
Lebih lanjut Basuki menjelaskan bahwa mekanisme rekonstruksi bangunan di Pulau Lombok pascabencana gempa tidak dengan membangun hunian sementara (huntara), tetapi tenda saja. Ini karena rekonstruksi bangunan akan dipercepat.
“Pembangunan rumah-rumah dipercepat, enam bulan akan diupayakan selesai dengan cara swakelola masyarakat. Masyarakat yang akan membangun sendiri dengan pendampingan, mereka harus bekerja,” ujar Basuki.
Untuk memenuhi kebutuhan bahan bangunan yang dibutuhkan dalam rekonstruksi, maka pemerintah telah berbicara dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) NTB dan Gubernur Jawa Timur.
Basuki mengatakan Kadin diminta untuk membuka kios-kios bangunan di tingkat kecamatan di Pulau Lombok dan Provinsi Jawa Timur yang menjadi provinsi terdekat memiliki logistik lengkap harus menyuplai bahan bangunan.
“Suplai (logistik) dari Surabaya. Di sana kan lengkap ada Semen Gresik, ada pabrik baja juga,” ujar dia.
Pembangunan satu Risha, menurut Basuki, bisa diselesaikan dalam satu bulan. Bisa dilakukan dengan cepat karena sudah ada “cetakannya” dan bisa dibangun sendiri.
Dana pembangunannya berasal dari APBN. Sesuai dengan pernyataan Presiden Joko Widodo bantuan pembangunan rumah yang mengalami rusak berat mencapai Rp50 juta sedangkan yang rusak ringan mencapai Rp25 juta.
Untuk pembangunan fasilitas umum, lanjutnya, akan dilakukan Kementerian PUPR. Sudah ada delapan BUMN yang mulai bekerja di Lombok mulai membangun fasilitas rumah sakit, pasar, sekolah.
“Sejumlah peralatan masih kita datangkan ke Lombok untuk rekonstruksi. Targetnya Desember nanti rekonstruksi harus sudah clear,” ujar Basuki.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan