Ratusan hektare areal persawahan tadah hujan yang tersebar di dua kecamatan sekitar Kabupaten Karawang, Jawa Barat menganggur akibat musim kemarau. (ilustrasi/aktual.com)

Garut, Aktual.com – Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Jawa Barat, menyatakan musim kemarau yang sudah hampir dua bulan belum mendapatkan laporan dampak buruk atau terjadi gagal panen terhadap pertanian seperti tanaman padi di daerah itu.

“Kami belum menerima laporan secara resmi terkait data konkret jumlah lahan sawah yang kekeringan, terancam hingga mengalami puso atau gagal panen,” kata Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Indriana di Garut, Jumat (24/8).

Ia menuturkan, daerah Garut telah dilanda musim kemarau yang menyebabkan pasokan air untuk kebutuhan pertanian berkurang di beberapa areal pesawahan.

Musim kemarau, sebutnya tentu harus menjadi perhatian pemerintah daerah, terutama petugas lapangan untuk mengantisipasi bahaya kekeringan terhadap pertanian.

“Dinas Pertanian Kabupaten Garut melakukan koordinasi dengan seluruh kelompok tani untuk menangani masalah kekeringan,” ujarnya.

Ia berharap, koordinasi dengan para kelompok tani tersebut dapat mencegah kerugian materi dari kekeringan lahan sawah.

“Kami mengimbau seluruh petani untuk mengubah sistem panen dari padi ke palawija yang tidak menggunakan banyak air,” tambahnya.

Kepala Desa Sukasenang, Kecamatan Banyuresmi, Iwan Ridwan menyatakan, areal pesawahan daerahnya sudah ada yang kekurangan air.

Selama ini, lanjut dia, areal pertaniannya hanya mengandalkan aliran irigasi dan hujan untuk memenuhi kebutuhan air pertanian.

Jika musim kemarau terus berlangsung lama, kata dia maka tanaman padi yang sudah berusia hampir dua bulan itu terancam gagal panen.

“Tentunya kami harap ada solusi dari Dinas Pertanian untuk menangani masalah kekeringan, juga masalah hama,” lanjutnya.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan