Ratusan relawan mendeklarasikan gerakan #2019GantiPresiden di pintu masuk Monas dekat Patung Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat, Minggu (6/5/18). Pembacaan deklarasi dipimpin politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera. Gerakan ini lahir bukan dari tokoh partai politik, tapi merupakan aspirasi masyarakat. Gerakan ganti presiden adalah konstitusional dan diatur undang-undang. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Sekelompok orang mendesak pihak kepolisian membiarkan Neno Warisman keluar dari Bandara Sultan Syarif Kasim Pekanbaru, Provinsi Riau, meski sebelumnya juga ada massa yang menghadang kedatangannya.

“Kami imbau kepada kepolisian tolong buka pagar dan dipersilakan tamu kami Neno keluar,” kata Budi Febriadi, mewakili massa, di Pekanbaru, Sabtu.

Sebelumnya pada Sabtu siang hingga sore ada massa melakukan aksi penghadangan menolak kedatangan Neno Warisman di Bandara Pekanbaru yang dikabarkan akan melakukan acara deklarasi #2019GantiPresiden pada Minggu (26/8).

Massa tersebut membentangkan beberapa spanduk bertuliskan tolak deklarasi ganti presiden pada ruas jalan pintu keluar bandara. Pada tempat itu juga aparat keamanan TNI dan kepolisian menutup akses dengan pagar untuk masuk bandara.

Pada saat aksi berlangsung sekitar pukul 17.00 WIB, terjadi keributan antara massa dan pihak keamanan. Massa yang menolak kedatangan itu kemudian tidak teridentifikasi lagi.

Lalu pada saat bersamaan datang juga massa dari pihak yang ingin agar Neno Warisman dibolehkan keluar dari bandara. Sempat terjadi kejar-kejaran yang belum diklarifikasi antarkelompok mana.

Hingga Sabtu malam, massa yang meminta Neno Warisman diberikan akses keluar dari bandara masih bertahan. Sementara itu Neno Warisman sendiri di dalam mobil sedan tertahan di pagar jalan keluar bandara.

Akibat ada aksi tersebuti jalan keluar Bandara Pekanbaru diarahkan pada ruas jalan masuk. Sejumlah orang, pihak keamanan, wartawan maupun masyarakat tetap menumpuk pada ruas jalan keluar.

Ant

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta