Petugas menghitung uang kertas mata uang rupiah di tempat penukaran uang (Money Changer) PT Ayu Masagung, kawasan Kwitang, Jakarta, Rabu (25/4). Kebijakan Bank Indonesia (BI) dalam menyikapi pelemahan nilai tukar rupiah ke depan sangat berpengaruh terhadap arah rupiah dalam jangka panjang. Jika salah langkah, maka rupiah berpotensi menyentuh level Rp 15.000 per dollar AS. AKTUAL/Tino Oktaviano

Moskow, Aktual.com – Pemerintah Rusia merespons sejumlah sanksi yang diberlakukan Amerika Serikat terhadap Rusia dan Iran. Pihak Rusia pun bakal mempercepat rencana penggunaan mata uang nasional rubel untuk berbagai kegiatan perdagangan global bersama Cina dan Iran.

“Saatnya sudah tiba dari berkata-kata menjadi bertindak. Dan menyingkirkan dolar sebagai alat pembayaran bersama dan menggunakan mata uang alternatif,” kata Deputi Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov dalam wawancara dengan majalah International Affairs dan dikutip TASS pada Kamis, (23/8) lalu.

”Terima kasih Tuhan ini mulai terjadi. Dan kami akan mempercepat langkah ini selain melakukan langkah balasan atas sejumlah sanksi AS,” katanya melanjutkan.

AS kembali mengelurkan sanksi pelarangan baru penjualan sejumlah produk teknologi canggih kepada Rusia. AS juga bakal menerapkan sanksi berikutnya jika Rusia menolak inspeksi dari PBB atau lembaga internasional mengenai lokasi pembuatan racun syaraf novichok.

Sanksi baru AS ini, yang bakal mulai berlaku pada akhir Agustus 2018, terkait dengan serangan terhadap bekas agen ganda Sergei Skripal menggunakan novichok. AS dan sejumlah negara Barat menuding Moskow berada di balik serangan itu.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara