Suasana museum Bursa Efek Indoneaia (BEI) di Jakarta, Kamis (26/4). Kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang masih akan berlangsung hingga tahun depan serta imbal hasil surat utang AS yang menembus level psikologis menyebabkan pasar saham Asia meriang sepekan ini. IHSG turun 2,81% ke 5.909. IHSG menggenapi penurunan sepekan atau lima hari perdagangan berturut-turut. Kamis (26/4), Dalam lima hari penurunan, IHSG merosot 7,03%. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Analis pasar modal Reza Priyambada mengatakan pelemahan laju Rupiah masih terjadi di akhir pekan kemarin meski laju USD sedikit terdepresiasi seiring akan adanya pertemuan The Fed di Wyoming. Pelaku pasar masih menahan diri dalam menyikapi sentimen yang ada sehingga masih memegang USD. Belum adanya sentimen yang cukup positif yang dapat direspon pasar dari dalam negeri membuat pelaku pasar enggan mentransaksikan Rupiah.

“Rupiah pada awal pekan diperkirakan akan bergerak di kisaran 14.642-14.627. Pergerakan USD yang kembali terdepresiasi diharapkan dapat dimanfaatkan untuk Rupiah kembali menguat meski sentimen dari dalam negeri belum ada yang direspon,” ujar Reza di Jakarta, Senin (27/8).

Sedangkan Indeks Harga Saham Gabunga (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir pekan kemarin terjadi aksi jual yang diimbangi dengan adanya aksi beli pada sejumlah sektor terutama perkebunan dengan sentimen kenaikan harga CPO dan keuangan dengan kenaikan sejumlah saham-saham lapis kedua.

Di sisi lain, adanya aksi beli tersebut yang diikuti dengan imbas penilaian lembaga rating Jepang, R&I dan JCR, dimana menilai kebijakan serta koordinasi pemerintah dan bank sentral di Indonesia cukup kuat dan kredibel sertapelemahan nilai tukar rupiah saat ini diakibatkan sentimen negatif investor kepada negara emerging market tampaknya belum cukup kuat mempertahankan IHSG di zona hijau yang melemah karena aksi ambil untung pelaku pasar.

“IHSG diprediksikan dapat bertahan di atas support 5948-5956 dan Resisten diharapkan dapat menyentuh kisaran 5985-5997. Pergerakan IHSG yang berbalik melemah diharapkan hanya koreksi minor sesaat sehingga tidak merubah tren kenaikan IHSG seiring masih bertahannya IHSG di area middle bollinger band. Di sisi lain, juga diharapkan aksi jual yang terjadi dapat lebih berkurang untuk mengurangi tekanan pada IHSG,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka