Presiden Korut Kim Jong Un

Pyongyang, Aktual.com – Korea Utara (Korut) menyebut Amerika Serikat (AS) tengah melakukan standar ganda dalam diplomasi di antara kedua negara tersebut.

Pyongyang menuding Washington tengah mempersiapkan invasi terhadap negaranya. Negeri Paman Sam disebut sedang ‘menetaskan plot kriminal untuk melepaskan perang terhadap Korut’ sembari ‘melakukan dialog dengan senyum di wajahnya’.

Dilansir CNN, Selasa (28/8), tudingan itu dilontarkan Korut usai muncul laporan radio Korea Selatan (Korsel) yang menyebut pasukan AS di Jepang menggelar latihan militer yang bertujuan untuk menginvasi Pyongyang.

“Kita tidak bisa tidak menganggap serius perilaku ganda AS saat mereka sibuk melakukan latihan (militer) rahasia yang melibatkan unit khusus pembunuh sambil melakukan dialog dengan senyum di wajahnya,” sebut otoritas Korut melalui surat kabar Rodong Sinmun.

Laporan Rodong Sinmun itu mengutip laporan-laporan Korsel bahwa unit khusus AS telah diterbangkan ke Filipina sebagai bagian dari latihan invasi.

“AS jelas-jelas salah mengerti jika mereka berpikir bahwa mereka bisa mengintimidasi seseorang melalui ‘diplomasi kapal perang’ yang usang yang biasa digunakan sebagai senjata maha kuasa di masa lalu dan mencapai niat jahat,” imbuh pernyataan itu.

Diplomasi kapal perang merupakan kebijakan luar negeri yang mendukung penggunaan atau ancaman militer.

Dalam pernyataan kepada CNN, pada Senin (27/8), Pasukan Militer AS (USFJ) menyatakan bahwa pihaknya ‘tidak menyadari adanya latihan (militer)’ seperti yang dilaporkan media-media Korut dan Korsel.

“Secara umum, pesawat-pesawat dan kapal-kapal AS beroperasi dari Jepang setiap hari untuk mendukung komitmen kita bagi sekutu-sekutu dan mitra-mitra di kawasan dan kepentingan perdamaian dan keamanan kawasan,” ucap Direktur Urusan Publik USFJ, Kolonel John Hutchesson, dalam pernyataannya.

Retorika keras dari Korut ini dilontarkan beberapa hari setelah Presiden AS Donald Trump membatalkan rencana Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo berkunjung ke Korut untuk keempat kalinya.

“Saya telah meminta Menteri Luar Negeri Mike Pompeo untuk tidak pergi ke Korea Utara, pada saat ini, karena saya merasa kita tidak mencapai kemajuan yang cukup dengan menghormati denuklirisasi Semenanjung Korea,” kicau Trump via Twitter pada Jumat (24/8) lalu.

“Menlu Pompeo menantikan kunjungan ke Korea Utara dalam waktu mendatang, kemungkinan besar setelah hubungan perdagangan dengan China diselesaikan,” imbuhnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan