(ilustrasi/aktual.com)

Pontianak, Aktual.com – Kepala BPBD Kalbar, TTA Nyarong mengatakan, ke depannya masyarakat yang bermukim di desa-desa yang termasuk rawan kebakaran harus dilatih dalam penanganan Karhutla.

“Dari data yang ada sekitar 182 desa di Kalbar yang termasuk rawan Karhutla, sehingga ke depannya, masyarakat yang bermukim di desa tersebut diberikan pelatihan dalam penanganan Karhutla,” kata TTA Nyarong saat menghadiri Rakor Penanggulangan Karhutla di Kalbar, Selasa (28/8).

Karena, menurut dia, hingga saat ini belum ada satu pun di desa-desa yang rawan Karhutla diberikan bantuan mesin-mesin yang memenuhi syarat untuk memadamkan Karhutla tersebut.

“Apalagi hingga sata ini, tercatat sudah empat orang meninggal akibat Karhutla,” ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pihak BNPB sudah mengerahkan 10 helikopter water bombing dan hujan buatan untuk memadamkan Karhutla di Provinsi Kalbar.

“Tim Satgas Terpadu terus berjibaku untuk padamkan Karhutla, Satgas darat dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, Dinas Pemadam Kebakaran, Satpol PP dan relawan terus memadamkan Karhutla melalui darat, kemudian satgas udara melakukan pemadaman dari udara dengan mengerahkan 10 helikopter water bombing,” katanya.

Selain itu, BNPB dan BPPT juga terus melakukan hujan buatan atau teknologi modifikasi cuaca menggunakan pesawat Casa 212-200 TNI AU.

“Sudah lima ton bahan semai Natrium Clorida (CaCl) ditaburkan ke dalam awan-awan potensial di angkasa, dan dalam beberapa hari turun hujan, meski tidak merata, namun mengurangi jumlah kebakaran yang ada,” ungkapnya.

Menurut dia, lahan gambut yang terbakar menyebabkan kendala dalam pemadaman Karhutla. Selain itu cuaca kering, air mulai terbatas, dan daerah yang terbakar cukup luas menghambat upaya pemadaman tersebut.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan