Aden, Aktual.com – Ratusan pengunjuk rasa, yang menentang perburukan keadaan ekonomi dan pelemahan mata uang Yaman, menutup jalan utama dan membakar ban di Aden, kota di bagian selatan negara itu, pada Minggu (2/9) kemarin, dengan toko dan kantor pemerintah tutup.

Pada malam hari, pemerintah yang diakui secara internasional negara itu memerintahkan penghentian sementara impor barang mewah, seperti mobil dan kenaikan gaji 30 persen untuk pegawai bidang umum, termasuk pensiunan dan kontraktor.

Rial Yaman kehilangan lebih dari setengah nilainya terhadap dolar Amerika Serikat sejak perang saudara dimulai pada 2015 antara pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang bermarkas di selatan dan didukung Arab Saudi, dengan Houthi dukungan Iran, yang menguasai utara, termasuk ibu kota, Sanaa.

Kenaikan harga menempatkan beberapa mata dagangan dasar di luar jangkauan banyak orang Yaman dan bank sentral berjuang membayar gaji sektor publik, yang banyak bergantung sementara cadangan valuta asing berkurang.

Yaman adalah salah satu negara Arab termiskin dan perang mendorongnya menuju bencana kemanusiaan saat kelaparan dan penyakit menyebar. Perserikatan Bangsa-Bangsa mengadakan pembicaraan di Jenewa pada Kamis sebagai upaya pertama merundingkan perang lebih dari dua tahun itu.

Pasar Aden, yang biasanya ramai, kosong pada Minggu sesudah dewan pengalang Konfederasi Umum Serikat Pekerja Selatan menyerukan pembangkangan umum. Asap dari ban terbakar memenuhi udara, termasuk di alun-alun utama tempat gedung Bank Nasional Yaman berada.

Ada laporan tentang unjuk rasa lebih kecil di kotamadya di tetangganya.

“Tidak ada pilihan untuk mengubah keadaan selain revolusi rakyat terhadap korupsi dalam segala bentuknya,” kata pengunjuk rasa Fadl Ali Abdullah, “Orang kehilangan percaya diri dalam segala hal di sekitar mereka.”

Penyelenggara menyatakan unjuk rasa dan pembangkangan umum akan berlanjut setiap hari sejak pukul 06.00 hingga 02.00, kecuali pada Jumat, hingga pemerintah mundur dan harga barang konsumsi turun.

Pihak berwenang berusaha meningkatkan likuiditas dengan mencetak uang, tetapi harga jatuh ke 350 dolar dari 250 setelah gelombang pertama uang baru diluncurkan pada tahun lalu.

Arab Saudi, yang memimpin koalisi militer melawan Houthi, kemudian menyetor dua miliar dolar AS ke bank sentral Yaman untuk menopang harga, tetapi mata uang kemudian melemah lagi.

Pada Minggu malam, bankir dan pedagang mata uang di Aden menyatakan nilai uang turun tajam, mencapai 610 dolar.

Hadi, yang tinggal di pengasingan di Riyadh sejak 2015, memerintahkan komite ekonomi pemerintah menemukan langkah untuk mengatasi keadaan dalam tanggapan termuat di kantor berita negara SABA.

Selain larangan impor dan kenaikan gaji, pemerintah memerintahkan peningkatan produksi tidak ditentukan atas ladang minyak Maila di provinsi Hadramout, ekspor minyak dari provinsi Shabwa, dan tindakan mendesak untuk mengekspor gas, kata pernyataan di Twitter, yang dikirim Menteri Informasi Moammar al-Eryani.

Ia juga mengatakan bahwa penukar uang tidak terdaftar akan ditutup dan pemerintah memerlukan izin untuk pasar valuta asing.

Setelah pertemuan itu, Hadi pergi ke Amerika Serikat untuk menerima perawatan kesehatan, termasuk pemeriksaan berkala. Pemimpin berusia 73 tahun itu dirawat karena masalah jantung sejak 2011.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan