Jakarta, Aktual.com – Penunjukkan Ma’ruf Amin sebagai Calon Wakil Presiden pendamping petahana Joko Widodo dinilai banyak kalangan untuk mengamankan suara warga nahdiyin dalam Pemilu 2019.
Selain itu, Ma’ruf juga diyakini akan menjadi tameng bagi Jokowi terhadap ‘serangan’ yang berbau komunisme dan antiislam.
Namun, dalam hasil survei terbaru Y-Publica, ternyata figur Ma’ruf Amin justru takkan mendongkrak Jokowi, melainkan hanya akan menggerus tingkat keterpilihan atau elektabilitas sang petahana.
“Pertama Pak Ma’ruf ini tidak diharapkan oleh pemilih Jokowi. Sebelumnya muncul Pak Mahfud dan lain-lain. Jadi ada kekecewaan,” kata Direktur Eksekutif Y-Publica, Rudi Hartono, ketika merilis hasil survei lembaganya di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (3/9) kemarin.
Alasan lainnya adalah Ma’ruf tidak disukai kalangan minoritas tertentu. Penolakan misalnya datang dari pendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok karena Ma’ruf mengeluarkan fatwa MUI yang menyatakan Ahok menistakan agama Islam.
“Pemilih kalangan minoritas tadi, ya misalnya pendukung Pak Ahok. Nah ini kan punya masa lalu. (Ma’ruf Amin) cenderung sekterian dan cenderung merugikan minoritas,” tukas Rudi Hartono.
Survei Y-Publica menemukan tingkat elektabilitas pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin sebesar 52,7%, lebih rendah jika dibandingkan dengan elektabilitas Jokowi sebesar 53%.
Survei ini dilakukan 13-23 Agustus 2018, melibatkan 1.200 responden dengan margin of error 2,98% pada tingkat kepercayaan 95%.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan