Wakil Ketua Umum DMI Komjen Pol Syafruddin bersama Ustadz Abdul Somad saat Pengajian Akbar Dewan Masjid Indonesia (DMI) yang bertemakan Persatuan Umat Islam untuk Kemaslahatan Bangsa di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (25/7/2018). Pengajian Akbar DMI tersebut dihadiri ribuan umat islam. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Pengamat Politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedillah Badrun menyayangkan adanya larangan Ustaz Abdul Somad untuk berceramah karena seharusnya diberi ruang untuk menyampaikan pesan yang mencerahkan publik.

“Di dalam alam demokrasi dan era ‘post’ digital demokrasi, ini harusnya diberi ruang lebih,” kata Ubedilah di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, adanya larangan berceramah akan memberi efek politik karena Ustaz Abdul Somad merupakan simbol moralis di dalam politik, apalagi setelah menolak menjadi cawapres.

Pernyataan Ustad Abdul Somad dinilainya tidak menimbulkan keresahan publik dan tidak menghasut selama ini.

Pemerintah pun dimintanya menanggapi dengan baik adanya larangan Ustad Abdul Somad untuk berceramah di sejumlah daerah.

“Justru kalau tidak direspon dengan baik bisa berbahaya untuk pemerintah karena nanti kesannya untuk seorang Ustad Abdul Somad adalah simbol moralis ketika dilarang pemerintah membiarkan seolah Ustaz Abdul Somad simbol oposisi moral,” ucap Ubedilah.

Ustaz Abdul Somad menyampaikan pembatalan jadwal tausiahnya di beberapa daerah beserta alasannya melalui akun instagram @ustadzabdulsomad yang telah terverifikasi.

Ustaz Abdul Somad antara lain menyebut “beberapa ancaman, intimidasi, pembatalan dan lain-lain terhadap tausiyah di beberapa daerah seperti Grobogan, Kudus, Jepara dan Semarang” sebagai alasan pembatalan.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan