Petani memilah gabah hasil panen di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Selasa(14/11/2017). Sebagai upaya mengantisipasi paceklik, Kementerian Pertanian menargetkan panen padi pada musim ketiga yakni mulai Oktober hingga Desember 2017 mencapai 1 juta ha per bulan dengan beras yang dihasilkan mencapai 3 juta ton per bulan. AKTUAL/Munzir

Cianjur, Aktual.com – Ratusan petani dan penggarap lahan di Kampung Sarongge, Desa Ciputri, Kecamatan Pacet, Cianjur, Jawa Barat, terancam kehilangan lahan garapan akibat pihak ketiga yang menjual puluhan hektare lahan tersebut.

Informasi dihimpun, pihak pengembang asal Jakarta yang memiliki lahan warisan seluas 60 hektare itu, menjualnya ke pihak lain untuk dibangun menjadi area bisnis pertanian dengan sistem bagi hasil.

Bahkan rencana kawasan yang akan dinamai Kota Langit Sarongge itu, sudah banyak muncul di media sosial. Iklan di media sosial, menyebutkan pengembang menjual murah lahan senilai Rp15 juta per 100 meter persegi.

Harga tersebut, pembeli lahan dimungkinkan menjadi pemilik lahan yang menerima hasil panen setiap lahan yang nantinya akan dibagi pada pemilik lahan dan pengelola.

“Kami petani lokal tidak tahu sama sekali adanya proyek tersebut. Promosi penjualan lahan tiba-tiba viral di media sosial, tanpa ada pembicaraan langsung dengan kami pemilik lahan,” kata Jae perwakilan petani Sarongge pada wartawan Rabu (5/9).

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid